Kebijakan Tarif Trump Memicu Kekhawatiran Resesi di Kalangan Ekonom
Kebijakan Tarif Trump Memicu Kekhawatiran Resesi di Kalangan Ekonom
Gelombang kekhawatiran melanda para ekonom terkait potensi resesi di Amerika Serikat, dipicu oleh kebijakan tarif yang agresif dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Analis dari Goldman Sachs memperingatkan bahwa langkah-langkah proteksionis ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, mendorong inflasi lebih tinggi, dan meningkatkan angka pengangguran. Prospek ekonomi yang suram ini memicu perdebatan sengit tentang dampak jangka panjang dari perang dagang terhadap stabilitas ekonomi AS.
Goldman Sachs, dalam sebuah laporan kepada kliennya, menyatakan bahwa probabilitas resesi dalam 12 bulan ke depan telah meningkat menjadi 35%, melonjak signifikan dari perkiraan sebelumnya sebesar 20%. Revisi ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang dampak kumulatif dari tarif dan ketidakpastian kebijakan yang menyertainya. Selain itu, bank investasi tersebut juga merevisi naik perkiraan inflasi, memangkas proyeksi pertumbuhan PDB tahun 2025 menjadi hanya 1%, dan meningkatkan prospek tingkat pengangguran akhir tahun sebesar 0,3 poin persentase menjadi 4,5%.
Kekhawatiran ini berakar pada beberapa faktor utama:
- Dampak Tarif Terhadap Konsumen: Tarif secara langsung meningkatkan biaya barang-barang impor, yang pada akhirnya dibebankan kepada konsumen. Hal ini dapat mengurangi daya beli, menekan permintaan, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
- Gangguan Rantai Pasokan: Perang dagang menciptakan ketidakpastian dan gangguan dalam rantai pasokan global. Perusahaan mungkin kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dan komponen yang dibutuhkan, yang dapat menyebabkan penundaan produksi dan peningkatan biaya.
- Penurunan Kepercayaan Bisnis: Ketidakpastian kebijakan dan potensi pembalasan dari negara lain dapat merusak kepercayaan bisnis. Perusahaan mungkin menunda investasi baru dan perekrutan, yang selanjutnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
- Respon Kebijakan yang Terbatas: Bank sentral mungkin memiliki ruang terbatas untuk merespon perlambatan ekonomi. Suku bunga sudah relatif rendah, dan kebijakan fiskal mungkin terkendala oleh utang publik yang tinggi.
Laporan Goldman Sachs menyoroti bahwa penurunan tajam dalam kepercayaan rumah tangga dan bisnis baru-baru ini, ditambah dengan pernyataan dari pejabat Gedung Putih yang mengisyaratkan kesediaan untuk mentolerir kelemahan ekonomi jangka pendek demi mengejar kebijakan ini, menjadi katalis utama di balik peningkatan probabilitas resesi. Sentimen konsumen telah mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan survei menunjukkan peningkatan kekhawatiran tentang prospek pengangguran.
Janji-janji kampanye Trump untuk menerapkan tarif secara agresif telah mengejutkan para investor, CEO, dan ekonom, yang kini menyaksikan dampak potensial dari kebijakan ini terhadap perekonomian AS. Pertanyaan kunci adalah apakah pemerintah akan mempertimbangkan kembali pendekatan kebijakannya untuk menghindari potensi resesi dan dampaknya terhadap rakyat Amerika.
Ekonom secara luas sepakat bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump menciptakan ketidakpastian dan potensi kerugian ekonomi, dan dapat memicu resesi.
Berikut adalah poin-poin penting:
- Goldman Sachs meningkatkan probabilitas resesi AS dalam 12 bulan ke depan menjadi 35% karena perang dagang.
- Tarif diperkirakan akan menekan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inflasi, dan meningkatkan pengangguran.
- Kepercayaan konsumen dan bisnis telah menurun karena ketidakpastian kebijakan.
- Ekonom memperingatkan bahwa tarif akan memperparah krisis konsumen.