Satgas Premanisme Sukabumi Buru Pelaku Pemalakan Sopir Travel: Tarif 'Keamanan' Rp 20 Ribu per Penumpang

Satgas Premanisme Sukabumi Bergerak Cepat Usai Viral Pemalakan Sopir Travel

Kasus pemalakan yang menimpa seorang sopir travel di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Video aksi sejumlah pria yang diduga oknum sopir angkot meminta uang 'keamanan' kepada sopir travel tersebut viral di media sosial dan menuai kecaman dari warganet. Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme Kabupaten Sukabumi langsung bergerak cepat untuk memburu para pelaku.

Kronologi Kejadian Berdasarkan Video Viral

Berdasarkan rekaman video yang beredar, kejadian bermula ketika minibus travel diadang oleh sekelompok pria yang diduga sopir angkot. Para pria tersebut kemudian meminta sejumlah uang kepada sopir travel dengan alasan 'keamanan'. Dalam video yang direkam dari dalam mobil, salah seorang pelaku bahkan secara terang-terangan menyebutkan tarif yang harus dibayar, yaitu Rp 20 ribu per penumpang. Sopir travel yang kebingungan sempat menanyakan apakah penumpangnya harus diturunkan di lokasi tersebut. Oknum sopir angkot tersebut kemudian memberikan pilihan: membayar 'uang keamanan' atau menurunkan penumpang. Ironisnya, pelaku menjamin keamanan jika sopir bersedia membayar.

Respons Cepat Satgas Pemberantasan Premanisme

Menanggapi kejadian ini, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Iptu Hartono menegaskan bahwa tim Resmob telah diterjunkan untuk melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelaku. Meskipun Polsek setempat telah melakukan pendekatan persuasif, Satgas Pemberantasan Premanisme tetap berkomitmen untuk menindak tegas aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. Iptu Hartono juga meminta masyarakat untuk bersabar dan memberikan waktu kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini.

Motif Pemalakan: Merasa Dirugikan oleh Travel Gelap

Dalam video tersebut, para oknum sopir angkot juga menyampaikan keluhan mereka terkait keberadaan travel gelap yang dianggap merugikan pendapatan mereka, terutama menjelang musim Lebaran. Mereka mengklaim bahwa travel gelap telah mengurangi jumlah penumpang angkutan umum. Namun, keluhan tersebut tidak dapat dijadikan pembenaran atas tindakan pemalakan yang mereka lakukan.

Kecaman Warganet dan Harapan akan Tindakan Tegas

Aksi pemalakan ini menuai kecaman keras dari warganet. Banyak yang menilai bahwa tindakan tersebut merusak citra angkutan umum dan membuat resah para pengguna jalan. Masyarakat berharap agar pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku dan memberikan sanksi yang tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pentingnya Penindakan Tegas terhadap Premanisme

Kasus pemalakan ini menjadi momentum penting bagi Satgas Pemberantasan Premanisme Kabupaten Sukabumi untuk menunjukkan komitmennya dalam memberantas aksi-aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. Penindakan tegas terhadap para pelaku diharapkan dapat memberikan efek jera dan menciptakan rasa aman bagi para pengguna jalan dan masyarakat secara umum.

Berikut point penting:

  • Pemalakan terjadi di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi.
  • Korban adalah sopir travel yang dipalak Rp 20 ribu per penumpang.
  • Pelaku diduga oknum sopir angkot.
  • Satgas Pemberantasan Premanisme Sukabumi memburu pelaku.
  • Motif pemalakan adalah merasa dirugikan oleh travel gelap.
  • Warganet mengecam aksi pemalakan tersebut.