Jejak Kopi: Dari Ritual Sufi hingga Mendunia, Sebuah Perjalanan Panjang

Jejak Kopi: Dari Ritual Sufi hingga Mendunia, Sebuah Perjalanan Panjang

Kisah kopi, minuman yang digemari di seluruh dunia, memiliki akar sejarah yang kaya dan kompleks. Lebih dari sekadar komoditas global, kopi menyimpan jejak perjalanan panjang yang bermula dari ritual keagamaan hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya modern.

Asal Mula di Yaman dan Etopia

Banyak dari kita mengenal kopi Arabika, namun tahukah Anda bahwa sejarahnya erat kaitannya dengan para sufi di masa lampau? Meskipun kini kopi diproduksi secara luas di berbagai negara beriklim tropis seperti Amerika Latin, Afrika Sub-Sahara, Vietnam, dan Indonesia, asal usulnya dapat ditelusuri kembali ke Yaman dan Ethiopia.

Menurut catatan sejarah, tanaman kopi pertama kali dikonsumsi di dataran tinggi Ethiopia. Legenda mengisahkan seorang penggembala menemukan khasiat kopi secara tidak sengaja. Namun, budidaya kopi secara sistematis pertama kali dilakukan di Yaman. Di sanalah biji kopi mendapatkan nama "qahwa", yang kemudian menjadi cikal bakal kata "kopi" dan "kafe". Awalnya, "qahwa" merujuk pada anggur, dan para sufi Yaman memanfaatkan kopi untuk meningkatkan konsentrasi dan membantu mereka dalam praktik spiritual.

Kopi dan Kontroversi Agama

Pada abad ke-15, kopi mulai dikenal di Mekkah dan kemudian menyebar ke Mesir melalui pelabuhan Mocha di Yaman. Pada awalnya, kopi identik dengan kaum sufi. Namun, seiring dengan menjamurnya kedai kopi di Kairo dan kota-kota lain seperti Aleppo dan Istanbul, muncul perdebatan mengenai legalitasnya dari sudut pandang agama.

Beberapa pemuka agama mempertanyakan apakah efek kopi serupa dengan alkohol, minuman yang diharamkan dalam Islam. Bahkan, ada yang menyamakan tindakan menyebarkan teko kopi dengan menyebarkan kendi anggur. Kedai kopi menjadi pusat pertemuan baru bagi para pria untuk berdiskusi, mendengarkan puisi, dan bermain catur, yang dianggap sebagai saingan bagi masjid sebagai tempat berkumpul.

Namun, setelah melalui perdebatan panjang, para ulama akhirnya mencapai konsensus bahwa kopi pada dasarnya diperbolehkan. Larangan kopi yang sempat diberlakukan pada masa pemerintahan Sultan Murad IV pun dicabut.

Kopi Menjelajah Eropa

Kopi mencapai Eropa melalui dua jalur utama: melalui Kekaisaran Ottoman dan melalui jalur laut dari pelabuhan Mocha. Perusahaan Hindia Timur Inggris dan Belanda menjadi pembeli utama kopi dari Mocha pada abad ke-17. Mereka membawa kopi ke Eropa melalui Tanjung Harapan atau mengekspornya ke India dan wilayah sekitarnya. Selain itu, kopi juga masuk ke Eropa melalui perdagangan di Mediterania dan dibawa oleh tentara Turki.

Di Eropa, kedai kopi menjadi tempat populer bagi pria untuk berdiskusi, membaca, dan berbagi pendapat tentang isu-isu terkini. Namun, kedai kopi juga dicurigai sebagai tempat berkumpulnya elemen-elemen subversif. Raja Charles II bahkan mengecamnya sebagai "tempat orang-orang yang tidak puas bertemu dan menyebarkan skandal mengenai perilaku Yang Mulia dan para Menterinya".

Di Paris, kedai kopi Procope menjadi tempat favorit bagi tokoh-tokoh revolusioner seperti Marat, Danton, dan Robespierre. Awalnya, kopi dipandang dengan curiga sebagai minuman Muslim, tetapi Paus Clement VIII dikabarkan sangat menyukainya dan mengatakan bahwa adalah salah jika umat Muslim memonopoli kopi.

Tradisi minum kopi di Eropa semakin berkembang setelah pengepungan Turki di Wina pada tahun 1683 berhasil dipatahkan. Pasukan Eropa merampas persediaan kopi dalam jumlah besar dari Turki, yang mungkin menjelaskan mengapa kopi di Wina disajikan dengan segelas air.

Ragam Kopi di Seluruh Dunia

Kopi Turki, meskipun namanya demikian, sebenarnya dikonsumsi di berbagai negara di Timur Tengah dan Balkan. Di Yunani, kopi ini dikenal sebagai kopi Yunani. Selain itu, terdapat berbagai tradisi minum kopi lainnya di dunia Arab, seperti kopi yang dibumbui dengan kapulaga atau rempah-rempah lainnya.

Dari ritual sufi di Yaman hingga menjadi minuman global yang digemari, perjalanan kopi adalah kisah tentang pertukaran budaya, inovasi, dan adaptasi. Kopi bukan hanya minuman, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas berbagai masyarakat di seluruh dunia.

  • Kopi Turki
  • Kopi Arab
  • Kopi Yunani