Tragedi Kenjeran: Anak 7 Tahun Jadi Korban Kekerasan Ibu Akibat Uang Lebaran Raib
Tragedi Kenjeran: Anak 7 Tahun Jadi Korban Kekerasan Ibu Akibat Uang Lebaran Raib
Surabaya dikejutkan dengan kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di kawasan Tanah Merah, Kenjeran. Seorang anak berusia 7 tahun diduga menjadi korban penganiayaan oleh ibunya sendiri, SN, akibat hilangnya uang yang sedianya digunakan untuk keperluan Hari Raya Idul Fitri.
Kronologi Kejadian
Peristiwa tragis ini mencuat ke publik setelah viralnya sebuah unggahan di media sosial X. Dalam unggahan tersebut, diceritakan seorang anak ditemukan warga berkeliaran di luar rumah pada malam hari tanpa busana. Kondisi anak tersebut memprihatinkan, dengan luka memar di sekujur tubuh yang diduga akibat penganiayaan.
Warga yang menemukan anak tersebut kemudian melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang. Berdasarkan informasi yang dihimpun, SN diduga melakukan kekerasan fisik terhadap anaknya pada Jumat malam (29/3/2025). Kekerasan ini dipicu oleh hilangnya uang Lebaran yang disimpan oleh SN. Dalam keadaan emosi, SN memukul korban dengan sapu dan botol air mineral, menyebabkan luka memar di tubuh korban. Tak hanya itu, SN juga tega mengusir anaknya dari rumah pada malam hari.
Respons Cepat Pemkot Surabaya
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) bergerak cepat menanggapi kasus ini. Tim DP3APPKB langsung melakukan penjangkauan ke lokasi kejadian dan memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
"Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan langsung turun tangan untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan dan pemulihan yang dibutuhkan," ujar Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Ida Widayati, menegaskan komitmen Pemkot dalam melindungi anak-anak dari tindak kekerasan.
Ida menjelaskan bahwa kondisi psikologis korban saat ini berangsur membaik setelah mendapatkan pendampingan intensif. Anak tersebut juga mulai menunjukkan kedekatan dengan ibunya dan mengungkapkan rasa sayangnya. Meskipun demikian, proses pemulihan trauma yang dialami korban akan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Upaya Pemulihan dan Pencegahan
Selain memberikan pendampingan psikologis kepada korban, Pemkot Surabaya juga memberikan psikoedukasi kepada korban dan SN. Tujuannya adalah untuk membantu SN memahami dampak negatif kekerasan terhadap anak dan mencegah terulangnya kejadian serupa di kemudian hari. Pemkot juga menyarankan agar SN menjalani pemeriksaan psikologis untuk mengetahui kondisi kejiwaannya.
Untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan korban, Pemkot Surabaya telah berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk melakukan pemantauan secara berkala. Selain itu, Pemkot juga memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan ekonomi SN. Kondisi ekonomi yang sulit seringkali menjadi faktor pemicu stres dan kekerasan dalam keluarga. Oleh karena itu, Pemkot berupaya membantu SN mendapatkan penghasilan yang stabil agar dapat merawat anaknya dengan baik.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membantu SN mengajukan bantuan usaha agar ia dapat bekerja dari rumah sambil mengasuh anaknya. Selain itu, status BPJS korban juga akan dialihkan dari mandiri ke PBPU dan PB untuk meringankan beban ekonomi keluarga.
Imbauan Kepada Masyarakat
Ida Widayati mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika melihat atau mendengar adanya tindak kekerasan terhadap anak. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mencegah dan mengatasi kasus kekerasan terhadap anak.
DP3APPKB Kota Surabaya menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus ini hingga memastikan korban mendapatkan perlindungan dan pemulihan yang optimal. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Pentingnya Peran Serta Masyarakat Kasus kekerasan anak di Kenjeran ini adalah cerminan dari permasalahan sosial yang kompleks. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk mencegah dan mengatasi kasus serupa di masa depan. Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan berani melaporkan jika melihat atau mendengar adanya indikasi kekerasan terhadap anak. Keluarga juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang bagi anak-anak.
Perlindungan Anak adalah Tanggung Jawab Bersama Perlindungan anak adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita bergandeng tangan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.