Tragedi Gempa Myanmar: Lebih dari 2.600 Nyawa Melayang, Indonesia Kirim Satgas Kemanusiaan
Gempa Dahsyat di Myanmar Telan Ribuan Korban Jiwa
Bencana gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, telah memicu tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, jumlah korban jiwa akibat gempa tersebut telah melampaui 2.600 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya proses pencarian dan penyelamatan korban yang masih tertimbun reruntuhan.
"Akibat yang diderita sungguh luar biasa, per hari ini tercatat yang meninggal sudah di atas 2.600 tetapi yang masih perlu diselamatkan juga masih banyak," ungkap Suharyanto saat melepas Satgas Kemanusiaan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
Kondisi di Myanmar pasca-gempa sangat memprihatinkan. Selain dampak gempa yang menghancurkan infrastruktur dan bangunan, wilayah tersebut juga menghadapi tantangan lain seperti konflik internal dan keterbatasan akses komunikasi serta listrik. Hal ini mempersulit upaya pencarian dan penyelamatan korban, serta penyaluran bantuan kemanusiaan.
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan
Sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Satuan Tugas (Satgas) Kemanusiaan ke Myanmar. Tim ini terdiri dari personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk Basarnas, tim medis, dan logistik.
Suharyanto berpesan kepada Satgas Kemanusiaan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan memanfaatkan pengalaman yang dimiliki dalam membantu korban gempa di Turki dan Suriah pada tahun 2023. Ia juga mengingatkan tentang tantangan yang mungkin dihadapi di Myanmar, mengingat kondisi wilayah yang kompleks.
"Karena di sana diinformasikan bahwa komunikasi juga belum berjalan dengan baik, kemudian juga beberapa daerah listriknya masih padam, tentu saja nanti yang mendukung pelaksanaan tugas tim ini juga sangat terbatas," kata Suharyanto.
Selain tim SAR dan medis, Indonesia juga mengirimkan bantuan logistik seberat 12 ton yang berisi kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan tenda. Militer Indonesia juga mengerahkan kapal rumah sakit, tiga pesawat Hercules, dan empat helikopter untuk mendukung operasi tanggap darurat di Myanmar.
WNI di Myanmar Dipastikan Aman
Suharyanto memastikan bahwa hingga saat ini, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa maupun luka-luka akibat gempa di Myanmar. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk memastikan keselamatan WNI yang berada di wilayah terdampak gempa.
Solidaritas Internasional untuk Myanmar
Bantuan kemanusiaan untuk Myanmar tidak hanya datang dari Indonesia. Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga turut memberikan bantuan untuk meringankan beban para korban dan mempercepat proses pemulihan.
Bantuan internasional ini diharapkan dapat membantu masyarakat Myanmar bangkit dari keterpurukan dan membangun kembali kehidupan mereka setelah dilanda bencana dahsyat. Pemulihan pasca-gempa akan menjadi tantangan besar, namun dengan solidaritas dan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan Myanmar dapat segera pulih dan membangun kembali wilayah yang terdampak bencana.
- Daftar Bantuan Indonesia:
- Tim SAR dan Medis
- 12 Ton Bantuan Logistik
- Kapal Rumah Sakit
- Tiga Pesawat Hercules
- Empat Helikopter