Tragedi Gempa Myanmar: Jumlah Korban Jiwa Lampaui 2.700, Bantuan Terhambat Konflik Internal
Gempa Dahsyat Guncang Myanmar: Korban Jiwa Terus Bertambah, Akses Bantuan Terhambat
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, telah menyebabkan kerusakan parah dan hilangnya ribuan nyawa. Hingga saat ini, jumlah korban tewas telah mencapai 2.719 orang dan diperkirakan akan terus bertambah hingga melampaui angka 3.000. Pemimpin militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengungkapkan bahwa selain korban jiwa, terdapat 4.521 orang terluka dan 441 lainnya masih dinyatakan hilang.
Gempa bumi ini merupakan yang terkuat yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad terakhir, merobohkan bangunan modern dan menghancurkan pagoda-pagoda kuno yang merupakan bagian penting dari warisan budaya negara tersebut. Dampak gempa tidak hanya dirasakan di Myanmar, tetapi juga hingga negara tetangga Thailand, dimana sebuah gedung pencakar langit yang belum selesai dibangun di Bangkok runtuh akibat guncangan.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa masyarakat di wilayah yang paling terdampak gempa kesulitan mendapatkan akses ke kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi. Tragisnya, puluhan anak-anak dan guru tewas ketika bangunan prasekolah mereka di Mandalay runtuh akibat gempa. Komite Penyelamatan Internasional menekankan perlunya bantuan mendesak berupa tempat tinggal, makanan, air bersih, dan layanan medis, terutama di wilayah dekat episentrum gempa seperti Mandalay, mengingat warga masih dihantui rasa takut akibat potensi gempa susulan.
Tantangan Bantuan di Tengah Konflik
Upaya bantuan kemanusiaan di Myanmar semakin rumit akibat konflik internal yang berkepanjangan. Kudeta militer pada tahun 2021 telah menciptakan ketidakstabilan politik dan mempersulit akses bagi organisasi bantuan untuk menjangkau korban yang membutuhkan. Amnesty International mendesak junta militer untuk memberikan akses tanpa hambatan kepada semua organisasi kemanusiaan, termasuk ke wilayah-wilayah yang tidak berada di bawah kendali mereka. Kontrol ketat junta atas jaringan komunikasi, serta kerusakan infrastruktur akibat gempa, semakin memperburuk tantangan bagi para pekerja bantuan.
Dampak Gempa Meluas Hingga Thailand
Di Bangkok, Thailand, tim penyelamat terus berjuang mencari korban selamat di reruntuhan gedung pencakar langit yang runtuh akibat gempa. Meskipun harapan semakin tipis setelah empat hari berlalu, tim penyelamat tetap berupaya menemukan tanda-tanda kehidupan. Hingga saat ini, 13 orang telah dinyatakan tewas di lokasi tersebut, dan puluhan lainnya masih hilang. Wakil Gubernur Bangkok, Tavida Kamolvej, menyatakan bahwa pemindai telah mendeteksi beberapa sosok manusia di bawah reruntuhan, namun tidak ada tanda-tanda kehidupan yang ditemukan.
Upaya pencarian dan penyelamatan di Bangkok melibatkan tim multinasional, termasuk personel dari Amerika Serikat dan Israel. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa di Thailand mencapai 20 orang.
Pertemuan Regional Tetap Berjalan
Para pejabat Thailand mengumumkan bahwa pertemuan para pemimpin regional di Bangkok akhir minggu ini akan tetap berjalan sesuai rencana, meskipun kehadiran Min Aung Hlaing dari junta militer Myanmar kemungkinan akan dilakukan melalui telekonferensi. Pertemuan ini diharapkan dapat membahas langkah-langkah untuk membantu Myanmar mengatasi dampak gempa dan mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Daftar kebutuhan mendesak:
- Air bersih
- Sanitasi
- Makanan
- Tempat tinggal sementara
- Perawatan medis