Tragedi Persalinan di Luwu Utara: Ibu Ditandu 22 Km, Bayi Kembar Meninggal Dunia
Akses Terpencil Jadi Penghalang Pertolongan Medis
Kisah pilu datang dari Luwu Utara, Sulawesi Selatan, di mana seorang ibu hamil bernama Nonci harus menghadapi perjuangan berat untuk mendapatkan pertolongan medis saat akan melahirkan. Kondisi jalan yang rusak parah memaksa warga Desa Tedeboe untuk menandu Nonci sejauh 22 kilometer menuju Puskesmas di Desa Sulaku, Kecamatan Rampi.
Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Sabtu, 29 Maret, ketika Nonci mengalami kontraksi dan membutuhkan penanganan medis segera. Namun, karena tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan bermotor akibat buruknya infrastruktur jalan, warga terpaksa menggunakan tandu untuk membawa Nonci. Perjalanan panjang dan melelahkan ini memakan waktu hingga 8 jam.
"Ibu Nonci ditandu sejauh 22 kilometer karena akses jalan yang sangat buruk. Sayangnya, keterlambatan tiba di Puskesmas menyebabkan keguguran dan bayi kembar yang dikandungnya meninggal dunia," ungkap Kepala Desa Tedeboe, Basri, dengan nada prihatin.
Keterbatasan Infrastruktur Berdampak Fatal
Kondisi jalan yang memprihatinkan di wilayah Rampi memang menjadi masalah krusial yang berdampak besar pada aksesibilitas layanan kesehatan. Warga seringkali kesulitan mendapatkan pertolongan medis tepat waktu, terutama dalam situasi darurat seperti persalinan.
"Selain karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan, warga juga kesulitan mencari ojek. Jalan yang rusak parah membuat ongkos ojek menjadi sangat mahal, sehingga warga memilih menandu," jelas Basri.
Perjuangan Nonci dan warga Desa Tedeboe ini menjadi potret nyata betapa pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung akses layanan kesehatan yang merata. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi jalan di wilayah Rampi, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
Urgensi Perbaikan Infrastruktur dan Peningkatan Layanan Kesehatan
Tragedi yang menimpa Nonci dan bayi kembarnya menjadi pengingat pahit tentang dampak buruk dari infrastruktur yang buruk dan keterbatasan akses layanan kesehatan di daerah terpencil. Kisah ini menyoroti perlunya investasi yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur jalan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Selain perbaikan infrastruktur, perlu juga adanya peningkatan fasilitas dan tenaga medis di puskesmas-puskesmas yang berada di daerah terpencil. Hal ini bertujuan agar warga dapat segera mendapatkan pertolongan medis yang memadai, terutama dalam situasi darurat yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Percepatan perbaikan infrastruktur jalan di wilayah Rampi.
- Peningkatan fasilitas dan tenaga medis di Puskesmas Desa Sulaku.
- Penyediaan layanan ambulans yang dapat menjangkau daerah terpencil.
- Sosialisasi program kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat.
- Pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan.
Dengan adanya upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, diharapkan kejadian tragis seperti yang dialami Nonci tidak akan terulang kembali, dan seluruh warga di Luwu Utara dapat menikmati akses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas.