Rentetan Gempa Guncang NTT dan Maluku: Aktivitas Tektonik Berbeda Jadi Pemicu

Dua Gempa Signifikan Guncang NTT dan Maluku dalam 24 Jam

Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, dua gempa bumi dengan magnitudo signifikan mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Kejadian ini memicu pertanyaan mengenai keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa kedua gempa ini dipicu oleh aktivitas tektonik yang berbeda dan tidak saling berhubungan.

Gempa Sumba Barat: Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Gempa pertama terjadi di wilayah Pantai Selatan, Kabupaten Sumba Barat, NTT, pada Senin (31/3/2025) pukul 23.54 WITA. Gempa dengan magnitudo 6 ini merupakan gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun (oblique normal).

Guncangan gempa Sumba Barat dirasakan di beberapa wilayah, di antaranya:

  • Tambolaka, Sumba Barat Daya: III-IV MMI
  • Waingapu, Sumba Timur: III MMI
  • Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB): III MMI
  • Waikabubak, Sumba Barat: II-III MMI
  • Sumbawa, NTB: II MMI

Gempa Maluku Barat Daya: Deformasi Batuan Dalam Lempeng di Laut Banda

Selanjutnya, gempa kedua mengguncang wilayah Maluku Barat Daya, Maluku, pada Selasa (1/4/2025) pukul 18.15 WITA. Gempa dengan magnitudo 6,3 ini merupakan gempa menengah yang disebabkan oleh deformasi batuan dalam lempeng (intraslab) di Laut Banda. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (oblique thrust fault).

Guncangan gempa Maluku Barat Daya dirasakan di:

  • Tiakur, Maluku: III MMI
  • Pulau Leti, Maluku: III MMI
  • Kota Kupang, NTT: III MMI
  • Kabupaten Malaka, NTT: III MMI
  • Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT: III MMI
  • Timor Leste: III MMI

Penjelasan BMKG: Tidak Ada Keterkaitan Antara Kedua Gempa

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa kedua gempa ini tidak memiliki hubungan satu sama lain karena sumber pemicunya berbeda. Gempa Sumba Barat dipicu oleh aktivitas subduksi, sementara gempa Maluku Barat Daya dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng. Perbedaan mekanisme dan lokasi pusat gempa semakin memperkuat pernyataan bahwa kedua peristiwa ini merupakan kejadian terpisah.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat kedua gempa tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG terkait perkembangan situasi.