Kisah Perjalanan Mudik: Dahulukan Silaturahmi ke Keluarga Istri, Baru ke Keluarga Suami dengan Kereta Cepat

Momen Idul Fitri masih dirasakan oleh banyak orang, dengan tradisi mudik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Pada hari kedua Lebaran, berbagai cerita perjalanan mudik menghiasi Stasiun Halim, Jakarta, tempat para pemudik memulai perjalanan mereka menuju kampung halaman.

Prioritaskan Keluarga Istri, Lalu Keluarga Suami

Salah satu kisah menarik datang dari Bisma, seorang warga yang memilih menggunakan kereta cepat Whoosh untuk mudik ke Bandung, Jawa Barat. Baginya, Lebaran tahun ini terasa istimewa karena dia dan istri sepakat untuk merayakan hari pertama Idul Fitri bersama keluarga istri di Jakarta, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandung untuk bersilaturahmi dengan keluarganya.

"Keluarga saya memang di Bandung, sementara keluarga istri di Jakarta. Jadi, kami putuskan untuk Lebaran bersama keluarga istri dulu, baru hari ini berangkat ke Bandung untuk bertemu keluarga saya," ujar Bisma di Stasiun Halim.

Bisma, yang sehari-hari bekerja dan menetap di Bandung, telah berada di Bintaro, Jakarta Selatan, sejak beberapa hari sebelum Lebaran untuk berkumpul bersama keluarga istrinya. Tradisi bergantian mengunjungi keluarga ini telah menjadi rutinitas tahunan bagi Bisma dan istri.

Keunggulan Kereta Cepat: Efisiensi dan Kenyamanan

Alasan utama Bisma memilih kereta cepat sebagai moda transportasi mudik adalah efisiensi waktu dan kenyamanan yang ditawarkan. Dibandingkan dengan menggunakan mobil pribadi, kereta cepat Whoosh dapat menghindari kemacetan parah di jalan tol, yang sering kali menjadi momok bagi para pemudik.

"Alhamdulillah, ada rezeki lebih, dan yang paling penting adalah untuk menghindari macet di jalan tol. Kereta biasa juga memakan waktu lebih lama. Jika naik mobil, potensi macet di tol sangat tinggi karena masih banyak yang mudik," jelas Bisma.

Bisma juga menyoroti efisiensi waktu yang signifikan dengan menggunakan kereta cepat. "Saya selalu mudik setiap tahun dan melihat lalu lintas sangat padat dan memakan waktu lama di perjalanan. Dengan Whoosh, meskipun penuh, perjalanannya cepat. Hanya sekitar setengah jam sampai Padalarang," tambahnya.

Menjenguk Keluarga Sakit: Tujuan Mulia di Hari Lebaran

Selain kisah mudik, ada juga cerita tentang perjalanan untuk menjenguk keluarga yang sakit. Geni, seorang warga Ciputat, memilih kereta cepat untuk mengunjungi sanak saudaranya di Bandung yang sedang sakit. Dia diajak oleh tantenya untuk menggunakan kereta cepat.

"Saya mau menengok keluarga yang sakit. Jadi, ini lebih tepatnya menjenguk, bukan mudik," kata Geni.

Bagi Geni, perjalanan ini menjadi pengalaman pertamanya menggunakan kereta cepat. Dia mengungkapkan kekagumannya terhadap fasilitas dan suasana mewah yang ditawarkan oleh stasiun dan kereta cepat Whoosh.

"Luxurious, mewah, seperti mau naik pesawat. Suasananya sudah beda sejak masuk stasiun hingga ruang tunggu," ungkap Geni dengan antusias.

Geni berencana untuk tinggal di Bandung selama satu minggu dan menginap di rumah saudaranya.

Kisah Bisma dan Geni adalah contoh nyata bagaimana momen Lebaran dimanfaatkan untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Pilihan moda transportasi kereta cepat Whoosh juga menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat mempermudah perjalanan mudik dan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan.