Eskalasi Ketegangan di Selat Taiwan: Manuver Militer Tiongkok Dikecam, UE Serukan Dialog

Eskalasi Ketegangan di Selat Taiwan: Manuver Militer Tiongkok Dikecam, UE Serukan Dialog

Uni Eropa (UE) telah menyatakan keprihatinannya atas peningkatan ketegangan di Selat Taiwan, menyusul latihan militer skala besar yang dilakukan oleh Tiongkok di sekitar pulau tersebut. Manuver ini dipandang sebagai provokasi yang dapat mengganggu stabilitas regional. Juru bicara urusan luar negeri UE, Anitta Hipper, menekankan perlunya semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

"Latihan militer skala besar Tiongkok di sekitar Taiwan meningkatkan ketegangan lintas selat," kata Hipper dalam pernyataan resminya, Rabu (2/4/2025).

UE mendesak agar perselisihan diselesaikan melalui dialog konstruktif antara kedua belah pihak. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai potensi konflik di wilayah tersebut.

Latihan militer Tiongkok, yang melibatkan simulasi serangan terhadap target maritim dan darat, serta blokade wilayah utama, dianggap sebagai respons terhadap pernyataan terbaru dari pemimpin Taiwan, Lai Ching-te, yang dianggap oleh Beijing sebagai sosok separatis. Lai sebelumnya menyebut Beijing sebagai 'kekuatan asing yang bermusuhan', yang semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang.

Komando Teater Timur Tiongkok menggambarkan latihan tersebut sebagai patroli kesiapan tempur yang bertujuan untuk merebut kendali menyeluruh dan memberlakukan kontrol blokade. Video propaganda yang dirilis oleh komando tersebut menggambarkan skenario pengepungan Taiwan oleh kapal perang dan jet tempur Tiongkok, serta visualisasi serangan terhadap Taipei.

Kementerian Pertahanan Taiwan telah merespons latihan Tiongkok dengan mengerahkan pesawat dan kapal militer, serta mengaktifkan sistem rudal berbasis darat. Mereka mengecam aktivitas militer Tiongkok sebagai tindakan provokatif dan destabilisasi yang mengancam perdamaian dan stabilitas regional.

"Partai Komunis Tiongkok terus meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dan di kawasan Indo-Pasifik dan telah menjadi pembuat onar terbesar di komunitas internasional," demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Taiwan.

Situasi ini semakin diperumit oleh narasi propaganda yang dilancarkan oleh Tiongkok, yang menggambarkan Lai Ching-te sebagai sosok yang merusak dan mengancam Taiwan. Video animasi yang dirilis oleh Komando Teater Timur menggambarkan Lai sebagai 'parasit' yang 'meracuni' dan 'melubangi' pulau tersebut.

Berikut adalah poin-poin utama dari situasi yang berkembang:

  • Latihan Militer Tiongkok: Skala besar, melibatkan simulasi serangan dan blokade.
  • Respons Taiwan: Pengerahan aset militer dan aktivasi sistem pertahanan.
  • Kecaman Internasional: UE menyerukan de-eskalasi dan dialog.
  • Propaganda: Narasi Tiongkok yang mendiskreditkan pemimpin Taiwan.

Konflik yang berkepanjangan antara Tiongkok dan Taiwan akan menimbulkan dampak luas bagi stabilitas kawasan Indo-Pasifik, serta perekonomian global. Upaya diplomatik yang berkelanjutan sangat penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menemukan solusi damai untuk perbedaan yang ada.