Ray Sahetapy, Aktor Legendaris, Berpulang Setelah Perjuangan Melawan Stroke

Kabar duka menyelimuti dunia perfilman Indonesia. Aktor senior Ray Sahetapy menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Senin, 1 April 2025. Kepergian aktor berusia 68 tahun ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan para penggemarnya. Kabar duka ini pertama kali diumumkan oleh sang putra, Surya Sahetapy, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

"Selamat jalan, Ayah! @raysahetapy. We always cherish the memories of our time with you. ❤️ Titip salam cinta dan kangen ke kak Gisca! ?," tulis Surya Sahetapy dengan penuh haru.

Meski penyebab pasti kematian belum diungkapkan secara detail, diketahui bahwa Ray Sahetapy sempat berjuang melawan stroke yang dideritanya sejak tahun 2023. Kondisi kesehatan sang aktor memang sempat menurun drastis akibat penyakit tersebut. Bahkan, ia dikabarkan membutuhkan bantuan untuk beraktivitas sehari-hari.

"Terkena stroke, ada penyumbatan di pembuluh darah otaknya," ungkap Rama Sahetapy, putra Ray Sahetapy lainnya, dalam sebuah wawancara di acara Pagi Pagi Ambyar pada Agustus 2023 lalu.

Stroke, penyakit yang menyerang pembuluh darah di otak, memang menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Kondisi ini dapat menyebabkan kecacatan permanen hingga kematian. Terganggunya aliran darah ke otak dapat memicu kerusakan sel-sel otak.

Meningkatnya Kasus Stroke di Indonesia

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan peningkatan prevalensi stroke yang cukup signifikan di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas, terjadi lonjakan sebesar 56% dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Angka ini mengindikasikan perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan penanganan stroke.

Jenis-Jenis Stroke dan Gejalanya

Secara umum, stroke terbagi menjadi dua jenis utama:

  • Stroke Iskemik: Terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena, yang menghambat aliran darah ke otak.
  • Stroke Hemoragik: Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan.

Penting untuk mengenali gejala stroke sedini mungkin agar penanganan dapat segera dilakukan. Kemenkes RI mengkampanyekan akronim SeGeRa Ke RS sebagai panduan untuk mengingat gejala stroke:

  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
  • RabicaRa pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung.
  • Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh.
  • Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan).

Kepergian Ray Sahetapy menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan dan mewaspadai penyakit stroke. Semoga almarhum diberikan tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.