Libur Lebaran Redupkan Suasana Pogung dan Babarsari: Kos-kosan Sepi, Warga Tingkatkan Keamanan

Suasana Lengang Selimuti Pogung dan Babarsari Saat Libur Lebaran

Tradisi mudik Lebaran telah mengubah lanskap kawasan Pogung dan Babarsari di Yogyakarta. Dua wilayah yang dikenal sebagai pusat hunian mahasiswa ini, kini diselimuti suasana sepi yang kontras dengan keramaian sehari-hari.

Kawasan Pogung, yang menjadi rumah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai universitas seperti UNY, UGM, dan UTY, kini tampak lengang. Pantauan terkini menunjukkan banyak gerbang kos yang biasanya terbuka lebar, kini terkunci rapat. Beberapa warga setempat mengungkapkan bahwa penurunan aktivitas sudah terasa sejak beberapa hari menjelang Lebaran.

"Dari H-3 sudah mulai sepi. Warung makan banyak yang tutup, warmindo juga pada mudik," ujar Parwanto, seorang warga Pogung. Ia menambahkan bahwa kesunyian ini lazim terjadi selama masa libur Lebaran, dan keramaian baru akan kembali setelah para mahasiswa kembali dari kampung halaman. Namun, ia juga menyebutkan bahwa pada H+1 Lebaran, Pogung akan ramai oleh warga lokal yang pulang kampung.

Guna mengantisipasi potensi kerawanan selama masa sepi, warga Pogung meningkatkan keamanan lingkungan. Pintu-pintu gerbang gang ditutup, dan akses masuk difokuskan pada satu pintu yang dijaga oleh warga. Pos ronda diaktifkan, dan koordinasi dengan Linmas ditingkatkan. Imbauan kewaspadaan juga disebarkan untuk memastikan semua rumah terkunci dan perangkat elektronik diamankan.

Babarsari Ikut Merasakan Dampak Mudik

Kondisi serupa juga terlihat di kawasan Babarsari, yang menjadi lokasi kampus-kampus seperti Atma Jaya, UPN, dan ITY. Meskipun lalu lintas masih terlihat, intensitasnya jauh berkurang dibandingkan hari-hari biasa. Banyak kamar kos dan kontrakan yang terkunci, menandakan bahwa penghuninya telah mudik.

Glen, seorang mahasiswa UPN Veteran Jogja, membenarkan bahwa suasana di Babarsari sudah mulai sepi. "Ini sudah sepi, sudah banyak yang pulang," katanya. Ia menambahkan bahwa sebagian besar teman kosnya yang masih bertahan berencana untuk mudik pada hari H Lebaran.

Bagi mereka yang tidak mudik, Lebaran di Jogja menjadi pengalaman yang unik. Beberapa memilih untuk tetap tinggal karena alasan biaya atau kendala lainnya. Namun, suasana sepi dan lengang memberikan kesempatan bagi mereka untuk menikmati Jogja dari sudut pandang yang berbeda.

Antisipasi Keamanan dan Imbauan Warga

Meningkatnya potensi tindak kejahatan menjadi perhatian utama selama musim liburan ini. Beberapa warga berinisiatif melakukan ronda malam dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan keamanan lingkungan. Imbauan untuk selalu mengunci pintu dan jendela serta tidak meninggalkan barang berharga di rumah juga terus disosialisasikan.

Kekosongan ini menjadi momentum bagi warga setempat untuk mempererat tali silaturahmi dan menjaga keamanan lingkungan bersama. Dengan kerjasama dan kewaspadaan, diharapkan Pogung dan Babarsari dapat melewati masa libur Lebaran dengan aman dan kondusif.

Peran Serta Warga dalam Menjaga Kondusivitas

Kehadiran warga yang tidak mudik menjadi penting dalam menjaga kondusivitas wilayah. Mereka berperan aktif dalam memantau lingkungan sekitar dan melaporkan kejadian mencurigakan kepada pihak berwajib. Selain itu, kegiatan gotong royong seperti membersihkan lingkungan juga tetap dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keindahan Pogung dan Babarsari.

Libur Lebaran memang membawa perubahan signifikan pada suasana Pogung dan Babarsari. Namun, dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh warga, kedua kawasan ini tetap dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk ditinggali, bahkan saat sebagian besar penghuninya tengah merayakan hari raya di kampung halaman.