Momentum Lebaran, Aspirasi Penyandang Disabilitas Menggema di Kediaman Rano Karno
Aspirasi Penyandang Disabilitas Bergema di Kediaman Rano Karno Saat Open House Lebaran
Momentum perayaan Idul Fitri 2025 dimanfaatkan oleh Perkumpulan Penyintas Stroke Indonesia (PPSI) untuk menyampaikan aspirasi kepada Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno. Bertempat di kediaman Rano Karno di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada hari kedua Lebaran, delegasi PPSI menyampaikan keluhan terkait aksesibilitas lapangan kerja dan fasilitas publik bagi penyandang disabilitas.
Diskriminasi Akses Kerja: Penghalang Bagi Penyintas Stroke
Maria Rosa Sinta, Ketua PPSI Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa diskriminasi dalam dunia kerja masih menjadi isu krusial bagi penyandang stroke dan disabilitas. "Begitu kami mengalami stroke dan menjadi disabilitas, lowongan pekerjaan seringkali tertutup bagi kami," ujarnya dengan nada prihatin. Ia mencontohkan kasus suaminya yang, sebagai penyintas stroke, kesulitan mendapatkan pekerjaan meskipun memiliki tanggung jawab keluarga.
Kurangnya pemahaman dan akomodasi dari pihak perusahaan seringkali menjadi penghalang utama. Padahal, banyak penyandang disabilitas memiliki potensi dan keterampilan yang dapat dioptimalkan jika diberikan kesempatan yang setara.
Fasilitas Publik yang Belum Ramah Disabilitas
Selain masalah lapangan kerja, PPSI juga menyoroti kondisi fasilitas publik yang belum sepenuhnya ramah disabilitas. Trotoar yang seharusnya menjadi ruang aman bagi pejalan kaki, termasuk penyandang tunanetra dengan guiding block, seringkali disalahgunakan oleh pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor. Hal ini tentu sangat menghambat mobilitas dan kemandirian penyandang disabilitas.
"Trotoar, misalnya, banyak yang tidak ramah disabilitas, justru digunakan oleh pedagang asongan atau kendaraan bermotor," kata Maria Rosa Sinta.
Respon Pemerintah dan Program Pemberdayaan
Rano Karno menanggapi aspirasi tersebut dengan menjelaskan berbagai program pemberdayaan penyandang disabilitas yang telah dan akan dijalankan oleh Pemprov Jakarta. Program-program tersebut meliputi pelatihan kerja, rekrutmen penyandang disabilitas sebagai pekerja taman, dan pemberian Kartu Disabilitas.
"Untuk disabilitas, kita juga ada program pelatihan, misalnya anak-anak tunarungu kita latih menjadi barista di kopi disabilitas," terang Rano.
Pelatihan barista untuk tunarungu telah diimplementasikan di Kafe Difabis, Balai Kota Jakarta. Selain itu, Pemprov Jakarta berencana melibatkan penyandang disabilitas dalam program reaktivasi taman-taman di Jakarta.
"Kita akan aktivasi taman-taman di Jakarta, itu akan kita rekrut penyandang disabilitas," kata Rano.
Program-program ini menunjukkan komitmen Pemprov Jakarta dalam meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian penyandang disabilitas. Namun, Rano mengakui bahwa partisipasi masyarakat dalam program-program tersebut masih perlu ditingkatkan.
Harapan Akan Kesetaraan dan Inklusi
Aspirasi yang disampaikan PPSI kepada Rano Karno menjadi pengingat akan pentingnya kesetaraan dan inklusi bagi penyandang disabilitas. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Daftar Aspirasi Penyandang Disabilitas:
- Akses Lapangan Kerja yang Setara
- Fasilitas Publik Ramah Disabilitas
- Peningkatan Program Pemberdayaan
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat