Kantor Pos Misterius di Jepang: Menyalurkan Kerinduan Melalui Surat untuk Almarhum
Di tengah ketenangan Laut Seto, tersembunyi sebuah bangunan unik di Pulau Awashima, Jepang: The Missing Post Office atau Kantor Pos yang Hilang. Bukan sekadar bangunan biasa, tempat ini menjadi oase bagi mereka yang berduka, yang ingin menjalin "hubungan" dengan orang-orang terkasih yang telah berpulang.
Berlokasi strategis di Pulau Awashima, yang hanya berjarak 15 menit perjalanan feri dari Mitoyo, Kantor Pos yang Hilang telah menjadi tujuan bagi ribuan orang sejak dibuka pada tahun 2015. Mereka mengirimkan surat dan kartu pos yang berisi curahan hati, kenangan indah, dan pesan-pesan yang tak sempat tersampaikan. Inisiatif yang berawal dari instalasi seni di Setouchi Triennale International Art Festival 2013 ini, memberikan wadah bagi ekspresi kesedihan yang mendalam. Kubota Saya, sang seniman, terinspirasi oleh benda-benda terdampar di pantai dan membayangkan surat-surat tanpa alamat ini seperti botol-botol berisi pesan yang hanyut di lautan. Karya seninya menghidupkan kembali bekas kantor pos yang melayani penduduk Awashima dari tahun 1964 hingga 1991.
Surat-Surat yang Menghangatkan Hati
Sejak dibuka, lebih dari 55.000 surat dan kartu pos telah membanjiri Kantor Pos yang Hilang. Kisah-kisah di dalamnya menyentuh hati. Seorang ibu menulis kepada putrinya yang meninggal di usia 30 tahun, menceritakan kebahagiaan cucu-cucunya yang mendapat nilai sempurna dalam ujian. "Mereka ingin menunjukkan hasilnya padamu dulu. Mereka meletakkan dan menyebarkan ujian di altar Buddha di depan fotomu. Tolong puji mereka dari surga," tulisnya dengan pilu. Menulis surat, baginya, membawa kedamaian batin.
Surat-surat lainnya berisi harapan dan cinta abadi. Seorang istri mengirim surat kepada mendiang suaminya, mengabarkan pernikahan putri sulung mereka yang akan datang. Ada pula yang berisi permohonan maaf tulus kepada bayi yang meninggal sebelum sempat dilahirkan. Setiap surat adalah jendela ke dalam hati yang berduka, mencari cara untuk berdamai dengan kehilangan.
Peran Penting Setouchi Triennale
Kehadiran Kantor Pos yang Hilang tak lepas dari Setouchi Triennale 2013. Katsuhisa Nakata, mantan kepala kantor pos setempat, ditunjuk untuk mengelola kantor pos sebagai bagian dari proyek seni. Setelah festival berakhir, Nakata memutuskan untuk melanjutkan proyek ini secara sukarela. Ia membuka kantor pos untuk umum, merawat surat-surat yang masuk, menyambut pengunjung, dan memastikan bangunan tetap terawat dengan baik. Kegigihannya menjadikan Kantor Pos yang Hilang sebagai tempat yang istimewa bagi banyak orang.
Mengirim Surat ke Alam Baka
Siapa pun dapat mengirim surat ke Kantor Pos yang Hilang, tanpa perlu mencantumkan alamat pengirim. Surat-surat ini tidak akan dikembalikan, dan hak ciptanya akan dialihkan ke kantor pos. Anda dapat menulis surat untuk orang yang telah meninggal, untuk masa depan, atau bahkan untuk diri sendiri.
Berikut panduan pengiriman surat:
- Surat tidak akan dikembalikan.
- Hak cipta surat akan dialihkan kepada Kantor Pos yang Hilang.
- Tidak perlu mencantumkan alamat pengirim.
- Surat dan kartu pos diterima.
Kirim surat ke:
[Nama penerima] C/O The Missing Post Office 1317-2 Awashima Takuma-cho, Mitoyo-shi, Kagawa-ken JAPAN 769-1108
Anda juga dapat mengirim surat langsung ke lokasi Kantor Pos yang Hilang selama jam operasional atau memasukkannya ke dalam kotak surat yang tersedia di pintu masuk.
Mengunjungi Kantor Pos yang Hilang
Kantor Pos yang Hilang berlokasi di 1317-2 Awashima, Takuma-cho, Mitoyo, Kagawa (香川県三豊市詫間町粟島1317‐2) dan buka setiap Sabtu, mulai pukul 13.00 hingga 16.00 JST. Biaya masuk sebesar 300 yen. Pastikan untuk memeriksa jadwal kunjungan karena ada beberapa penutupan tidak terjadwal. Anda dapat naik feri dari Pelabuhan Suda sekitar 15 menit perjalanan, kemudian berjalan kaki sekitar 5 menit dari Pelabuhan Awashima.
Menulis Surat Sebagai Terapi
Fenomena Kantor Pos yang Hilang menginspirasi tempat-tempat lain di Jepang untuk menawarkan fasilitas serupa. Yomotsu Hirasaka di Matsue, Prefektur Shimane, mengadakan upacara ritual setiap Juni untuk mendedikasikan "Surat ke Surga." Di Kuil Daishoji di Maizuru, Prefektur Kyoto, terdapat kotak surat khusus untuk anak-anak yang telah meninggal. Inisiatif-inisiatif ini membantu banyak orang untuk menerima kesedihan dan merayakan kenangan indah.
Menurut Yoshiko Takaki, direktur emeritus di The Institute of Grief Care Sophia University, menulis surat adalah cara efektif untuk menerima kesedihan, mengungkapkan rasa syukur, dan menyesali hal-hal yang belum sempat dilakukan. Kantor Pos yang Hilang, dan tempat-tempat serupa, menjadi saksi bisu dari upaya manusia untuk menjalin hubungan lintas dimensi, menemukan kedamaian dalam kehilangan, dan merayakan kehidupan yang telah berlalu.