Hagia Sophia: Kisah Panjang dari Gereja Bizantium, Masjid Ottoman, hingga Museum dan Kembali Menjadi Masjid
Hagia Sophia: Simbol Sejarah dan Peradaban di Istanbul
Hagia Sophia, sebuah bangunan megah yang menjulang di jantung kota Istanbul, Turki, bukan sekadar monumen arsitektur. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang sejarah, perpaduan budaya, dan perubahan keyakinan yang telah membentuk kota ini selama berabad-abad. Kisahnya adalah tentang transformasi, adaptasi, dan kontroversi yang terus berlanjut hingga hari ini.
Dari Gereja Agung Bizantium...
Kisah Hagia Sophia dimulai pada abad ke-6 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Justinianus I dari Kekaisaran Bizantium. Ia memerintahkan pembangunan sebuah gereja agung yang akan melampaui semua bangunan keagamaan sebelumnya. Dibangun di atas fondasi gereja yang lebih tua, Hagia Sophia dirancang untuk menjadi pusat spiritual dan simbol kekuatan Kekaisaran Bizantium. Pembangunannya memakan waktu kurang dari enam tahun, dan pada tahun 537 M, Hagia Sophia diresmikan sebagai Katedral Patriarkat Ekumenis Konstantinopel.
Selama hampir seribu tahun, Hagia Sophia menjadi pusat kehidupan Kristen Ortodoks. Dinding-dindingnya dihiasi mosaik-mosaik indah yang menggambarkan tokoh-tokoh suci dan adegan-adegan dari Alkitab. Kubahnya yang megah, yang konon dirancang untuk 'tergantung dari surga', menjadi inspirasi bagi arsitek-arsitek di seluruh dunia. Namun, kemegahan Hagia Sophia tidak luput dari bencana. Gempa bumi dan kebakaran berulang kali merusak bangunan ini, dan setiap kali, ia dibangun kembali dan diperkuat.
Berikut adalah beberapa peristiwa penting pada masa Hagia Sophia sebagai gereja:
- 325 M: Gereja pertama dibangun di lokasi Hagia Sophia atas perintah Konstantinus I.
- 360 M: Gereja disucikan oleh Konstantius II.
- 404 M: Kebakaran menghancurkan gereja selama kerusuhan.
- 415 M: Gereja dibangun kembali dan dipersembahkan kembali oleh Theodosius II.
- 532-537 M: Justinianus I membangun Hagia Sophia yang kita kenal sekarang.
- 1204 M: Hagia Sophia dijarah oleh Tentara Salib Keempat.
...Menjadi Masjid Agung Ottoman
Pada tahun 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Kekaisaran Ottoman di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II. Peristiwa ini menandai akhir dari Kekaisaran Bizantium dan awal era baru bagi kota ini, yang kemudian dikenal sebagai Istanbul. Mehmed II, yang dikenal sebagai 'Sang Penakluk', sangat terkesan dengan keindahan dan kemegahan Hagia Sophia. Ia memerintahkan agar gereja tersebut diubah menjadi masjid, sebuah simbol kemenangan Islam atas Kristen.
Mosaik-mosaik Kristen ditutupi dengan kaligrafi Islam, dan menara-menara ditambahkan ke struktur bangunan. Hagia Sophia menjadi Masjid Agung Ayasofya, pusat ibadah bagi umat Muslim di Istanbul. Selama berabad-abad berikutnya, masjid ini mengalami berbagai renovasi dan penambahan, mencerminkan gaya arsitektur Ottoman.
Berikut adalah beberapa perubahan signifikan pada masa Hagia Sophia sebagai masjid:
- 1453 M: Mehmed II mengubah gereja menjadi masjid.
- Penambahan menara: Menara kayu awalnya ditambahkan, kemudian diganti dengan menara batu yang lebih permanen.
- Penambahan mihrab dan mimbar: Mihrab (ceruk yang menunjukkan arah Makkah) dan mimbar ditambahkan untuk keperluan ibadah Muslim.
- Kaligrafi Islam: Mosaik-mosaik Kristen ditutupi dengan kaligrafi Islam.
...Lalu Museum yang Mendunia
Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman dan berdirinya Republik Turki, Presiden Mustafa Kemal Atatürk membuat keputusan yang mengejutkan dunia. Pada tahun 1934, ia mengubah Hagia Sophia menjadi museum, sebuah simbol sekularisme dan modernisasi Turki. Langkah ini bertujuan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai warisan budaya dunia, yang dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa memandang agama atau keyakinan.
Sebagai museum, Hagia Sophia menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Mosaik-mosaik Kristen yang sebelumnya ditutupi kembali dibuka untuk umum, memungkinkan pengunjung untuk mengagumi keindahan seni Bizantium. Hagia Sophia menjadi simbol toleransi dan dialog antaragama.
- 1934 M: Mustafa Kemal Atatürk mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
- 1985 M: Hagia Sophia ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
...Dan Kembali Menjadi Masjid
Pada tahun 2020, Presiden Recep Tayyip Erdoğan membuat keputusan kontroversial untuk mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid. Langkah ini memicu protes dan kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi-organisasi keagamaan dan pemerintah asing. Namun, Erdoğan berpendapat bahwa keputusan ini merupakan hak kedaulatan Turki dan bahwa Hagia Sophia adalah warisan milik umat Muslim.
Sejak diubah kembali menjadi masjid, Hagia Sophia kembali menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim. Mosaik-mosaik Kristen kembali ditutupi selama waktu salat, dan azan kembali berkumandang dari menara-menaranya. Perubahan ini telah memicu perdebatan tentang identitas Turki, peran agama dalam kehidupan publik, dan hubungan antara Turki dan dunia internasional.
Kisah Hagia Sophia adalah kisah yang kompleks dan penuh kontradiksi. Ia adalah simbol sejarah, peradaban, dan keyakinan yang telah membentuk Istanbul selama berabad-abad. Masa depannya masih belum pasti, tetapi satu hal yang pasti: Hagia Sophia akan terus menjadi pusat perhatian dunia, mengingatkan kita akan pentingnya toleransi, dialog, dan pelestarian warisan budaya.
- 2020 M: Recep Tayyip Erdoğan mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid.