Tantangan Berat Pemberantasan Narkoba di Wilayah Perairan Indonesia: Kisah Nyata dari Kabareskrim
Tantangan Berat Pemberantasan Narkoba di Wilayah Perairan Indonesia: Kisah Nyata dari Kabareskrim
Komjen Wahyu Widada, Kabareskrim Polri, baru-baru ini mengungkap kesulitan yang dihadapi dalam memberantas peredaran gelap narkotika di Indonesia. Dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/3/2025), beliau menjelaskan bahwa geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, serta garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada, menjadi tantangan utama. Luasnya wilayah perairan dan kompleksitas perbatasan, baik laut maupun darat, membuka celah bagi penyelundupan narkotika dari berbagai negara. Kondisi ini diperparah dengan masih tingginya prevalensi penyalahgunaan narkoba di Tanah Air, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menggiurkan bagi para sindikat kejahatan transnasional.
Lebih lanjut, Kabareskrim menekankan pentingnya pendekatan dua sisi dalam mengatasi masalah ini. Selain penegakan hukum yang tegas, upaya pengurangan permintaan (demand reduction) melalui edukasi dan sosialisasi masyarakat sangat krusial. Beliau menegaskan bahwa keberhasilan pemberantasan narkoba tidak hanya bergantung pada kepolisian, melainkan membutuhkan kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Hanya dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, permasalahan ini dapat ditangani secara efektif. Penegakan hukum semata, menurut beliau, tidak akan cukup untuk menyelesaikan akar permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Untuk mengilustrasikan betapa beratnya tantangan ini, Kabareskrim menceritakan pengalamannya dalam sebuah operasi bersama Bea Cukai di perairan selatan Sumatera. Operasi yang bertujuan menangkap sindikat penyelundup narkotika ini nyaris berujung tragedi. Kapal yang ditumpangi beliau dan timnya dihantam gelombang besar hingga buritan kapal jebol. Akibatnya, para petugas terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari. Kondisi ini diperparah dengan kerusakan kamar mandi kapal, membuat para petugas kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti buang air dan mandi. Salah satu anggota tim bahkan mengalami penurunan kondisi kesehatan akibat tekanan fisik dan mental selama terombang-ambing di laut.
Situasi darurat tersebut memaksa mereka untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan dan ancaman keselamatan. Keberhasilan mereka bertahan hidup dan melanjutkan operasi hingga tuntas merupakan bukti nyata dari dedikasi dan semangat tinggi para petugas dalam memberantas peredaran gelap narkoba. Meskipun menghadapi risiko besar dan tantangan yang luar biasa, Kabareskrim menegaskan komitmennya dan seluruh jajaran Korps Bhayangkara untuk terus berjuang menyelamatkan generasi muda Indonesia dari bahaya narkotika. Kisah ini menjadi pengingat akan betapa beratnya perjuangan melawan jaringan narkotika internasional dan betapa pentingnya dukungan dan kerjasama semua pihak dalam upaya memberantasnya.
Pengalaman Operasi di Laut Selatan Sumatera:
- Kapal dihantam ombak besar, buritan jebol.
- Terombang-ambing selama tiga hari.
- Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar (buang air, mandi).
- Salah satu anggota mengalami penurunan kondisi kesehatan.
- Tim tetap melanjutkan operasi meskipun menghadapi kesulitan yang luar biasa.