Simbol Toleransi: Menteri Agama dan Kardinal Suharyo Eratkan Persahabatan di Hari Raya Idul Fitri
Eratnya Persahabatan Lintas Agama: Menag dan Kardinal Suharyo Bertukar Sapa di Hari Idul Fitri
Momentum Idul Fitri 1446 Hijriah menjadi saksi bisu eratnya jalinan persahabatan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Bertempat di kediaman dinas Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, melakukan kunjungan silaturahmi yang penuh kehangatan.
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan cerminan dari hubungan personal yang mendalam antara kedua tokoh agama tersebut. Juru bicara Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie, mengungkapkan bahwa Kardinal Suharyo dan Menag Nasaruddin Umar telah lama menjalin persahabatan yang erat. Pertemuan di hari kemenangan ini menjadi momen yang menginspirasi, menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati dan mendukung.
"Perjumpaan dua sahabat dalam suasana kemenangan, sebuah momen yang amat menginspirasi semua," ujar Susyana Suwadie.
Dalam suasana penuh kekeluargaan, Kardinal Suharyo menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri kepada Menag Nasaruddin Umar. Keduanya saling bertukar ucapan maaf lahir dan batin, sebuah tradisi yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Indonesia. Kunjungan ini menjadi simbol kuat tentang pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama, terutama di tengah keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa.
"Menjumpai sahabat dalam silahturahmi di hari Idul Fitri untuk mengucapkan selamat merayakan Idul Fitri, saling memohon maaf lahir dan batin di kediaman dinas Menteri Agama Republik Indonesia," kata Kardinal Suharyo.
Kardinal Suharyo tidak datang sendiri. Ia didampingi oleh Romo Hani Rudi Hartoko, SJ, Pastor Kepala Paroki Gereja Katedral, dan Susyana Suwadie. Kehadiran mereka semakin mempererat suasana kebersamaan dan persaudaraan.
Di tengah kesibukan acara open house yang diadakan di kediaman Menag, kedua tokoh agama ini menyempatkan diri untuk berbincang, bertukar sapa, dan saling mendoakan. Momen singkat namun bermakna ini menunjukkan komitmen keduanya untuk terus menjalin komunikasi dan kerjasama dalam membangun Indonesia yang damai dan harmonis.
Momen pertemuan ini kemudian diabadikan dalam sebuah foto yang kemudian menjadi viral di media sosial. Foto tersebut menampilkan Menag Nasaruddin Umar dan Kardinal Suharyo yang saling berpelukan erat, sebuah simbol visual yang kuat tentang toleransi dan persatuan.
Makna Simbolis
Kunjungan Kardinal Suharyo ke kediaman Menag Nasaruddin Umar di hari Idul Fitri bukan hanya sekadar kunjungan biasa. Lebih dari itu, kunjungan ini memiliki makna simbolis yang mendalam, antara lain:
- Simbol Toleransi: Pertemuan ini menjadi representasi nyata dari toleransi antarumat beragama di Indonesia, menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati dan menjalin persahabatan.
- Penguatan Kerukunan: Kunjungan ini memperkuat kerukunan antarumat beragama, mengingatkan semua pihak tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
- Inspirasi bagi Generasi Muda: Momen ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan.
- Teladan bagi Pemimpin: Pertemuan ini memberikan teladan bagi para pemimpin, baik pemimpin agama maupun pemimpin negara, untuk terus membangun komunikasi dan kerjasama dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Momentum Idul Fitri ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga dan merawat kerukunan antarumat beragama. Persahabatan antara Menag Nasaruddin Umar dan Kardinal Suharyo adalah contoh nyata bahwa dengan saling menghormati dan memahami, kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik.
Daftar Hadir:
- Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta
- Romo Hani Rudi Hartoko, SJ, Pastor Kepala Paroki Gereja Katedral
- Susyana Suwadie, Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral
- Nasaruddin Umar, Menteri Agama Republik Indonesia