Perjuangan Mudik Djunaidi: Kalah 'War' Tiket, Keluarga Tempuh Perjalanan ke Tegal H+3 Lebaran
Perjuangan Mudik Djunaidi: Kalah 'War' Tiket, Keluarga Tempuh Perjalanan ke Tegal H+3 Lebaran
JAKARTA - Tradisi mudik Lebaran di Indonesia selalu diwarnai dengan cerita suka dan duka. Bagi sebagian orang, mendapatkan tiket transportasi, terutama kereta api, menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dialami oleh Djunaidi (63) dan keluarganya yang berencana mudik ke Tegal.
Setiap tahunnya, kereta api menjadi pilihan utama bagi banyak pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman. Permintaan yang tinggi ini seringkali membuat tiket kereta api ludes terjual dalam waktu singkat. Djunaidi dan delapan anggota keluarganya merasakan betul sulitnya mendapatkan tiket kereta api untuk mudik Lebaran tahun ini. Meskipun sudah berusaha memesan tiket sejak awal penjualan dibuka, mereka baru berhasil mendapatkan tiket untuk keberangkatan pada H+3 Lebaran.
"Cari tiket susah kalau online. Kita kan dari awal sudah cari, tapi enggak dapat mulu. Nah baru dapat pas tanggal ini," ujar Djunaidi saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2025).
Djunaidi, seorang pembuat kue, selalu memilih kereta api sebagai transportasi mudiknya. Bersama anak, menantu, dan tiga cucunya, mereka akan menempuh perjalanan sekitar empat jam menuju Tegal. Untuk setiap tiket kelas bisnis, Djunaidi harus membayar Rp 160.000. Tiket ini diperoleh setelah bersaing ketat dengan calon penumpang lain dalam perburuan tiket online yang populer disebut "war ticket".
Keterlambatan keberangkatan ini membuat Djunaidi harus kembali ke Jakarta pada Senin (7/4/2025). Namun, lagi-lagi mereka menghadapi masalah yang sama, yaitu kesulitan mendapatkan tiket kereta api untuk kembali ke Jakarta. "Enggak dapat tiket. Kan kita (sudah cek dari) H-40 dulu, enggak kebagian juga, kehabisan terus. Entah internet kita lemot atau bagaimana, keduluan terus, jadi belum dapat sekarang," keluhnya.
Meski demikian, Djunaidi tetap terlihat santai dan tertawa saat ditanya mengenai kepulangannya nanti. "Enggak tahu nanti bagaimana," ujarnya sambil tertawa.
Data dari PT KAI menunjukkan bahwa tingkat keberangkatan dari Jakarta ke berbagai daerah masih sangat tinggi. Okupansi di Stasiun Pasar Senen mencapai 100 persen. Total ada 42.694 pemudik yang berangkat dari Jakarta, dengan rincian 16.807 orang dari Stasiun Gambir dan 25.887 orang dari Stasiun Pasar Senen. Sementara itu, arus balik juga sudah mulai terlihat, dengan perkiraan 41.040 orang akan tiba di Jakarta melalui Stasiun Pasar Senen dan Gambir.
Upaya KAI Meningkatkan Pelayanan
Menanggapi tingginya permintaan tiket kereta api, PT KAI terus berupaya meningkatkan pelayanan dan kapasitas angkut. Beberapa langkah yang diambil antara lain penambahan jumlah perjalanan kereta api, peningkatan kapasitas tempat duduk, dan perbaikan sistem pemesanan tiket secara online. KAI juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan mudik jauh-jauh hari dan memesan tiket secara online untuk menghindari antrean panjang di stasiun.
- Tips Mudik Aman dan Nyaman dengan Kereta Api:
- Pesan tiket jauh-jauh hari.
- Pastikan membawa identitas diri yang valid.
- Datang ke stasiun lebih awal untuk menghindari keterlambatan.
- Jaga barang bawaan dengan baik.
- Ikuti petunjuk dan arahan dari petugas KAI.
- Bawa bekal makanan dan minuman secukupnya.
- Jaga kebersihan selama di perjalanan.
- Utamakan keselamatan dan kenyamanan bersama.
Cerita Djunaidi dan keluarganya adalah potret kecil dari perjuangan banyak pemudik di Indonesia. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, diharapkan perjalanan mudik dapat berjalan lancar dan menyenangkan.