Momentum Cinta: Menimbang Kesiapan Menuju Gerbang Pernikahan, Belajar dari Lamaran Romantis Luna Maya dan Maxime Bouttier
Momentum Cinta: Menimbang Kesiapan Menuju Gerbang Pernikahan, Belajar dari Lamaran Romantis Luna Maya dan Maxime Bouttier
Kabar bahagia datang dari dunia hiburan. Aktor Maxime Bouttier baru-baru ini melamar kekasihnya, Luna Maya, dalam suasana romantis di Tokyo, Jepang. Momen lamaran yang diabadikan dalam foto-foto indah di bawah pohon Sakura yang bermekaran ini, sontak menjadi perbincangan hangat. Setelah menjalin hubungan selama lebih dari dua tahun, pasangan ini memutuskan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
Lantas, momen ini memicu pertanyaan: kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk melamar pasangan? Walaupun tidak ada jawaban tunggal yang berlaku untuk semua orang, para ahli memberikan panduan yang bisa dipertimbangkan.
Tidak Ada Patokan Waktu yang Mutlak
Menurut Julie Spira, seorang pakar kencan dan penulis buku, tidak ada aturan baku mengenai waktu yang ideal untuk melamar. Setiap pasangan memiliki dinamika dan perjalanan yang unik. Beberapa pasangan mungkin merasa yakin sejak kencan pertama dan memutuskan untuk bertunangan dengan cepat, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk saling mengenal.
Kesiapan pribadi adalah kunci utama. Psikoterapis Courtney Glashow menekankan bahwa kesiapan ini sangat individual dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan dalam karier, nilai-nilai budaya, dan keyakinan agama.
Melampaui Fase Bulan Madu
Spira menyarankan agar pasangan tidak terburu-buru mengambil keputusan besar ini. Penting untuk melewati honeymoon phase atau fase bulan madu dalam hubungan, yang biasanya berlangsung sekitar tiga bulan pertama. Pada fase ini, perasaan bahagia dan berbunga-bunga masih sangat dominan.
"Ketika hubungan masih sangat baru, Anda belum menghadapi tantangan bersama, seperti perjalanan panjang yang melelahkan, kehilangan pekerjaan, atau peristiwa traumatis lainnya," jelas Spira. Melalui berbagai ujian dan cobaan, pasangan dapat lebih memahami satu sama lain dan mengukur kesiapan mereka untuk menghadapi kehidupan pernikahan.
Fondasi Hubungan yang Kokoh
Psikolog klinis Kate Cummins, PsyD, menekankan pentingnya membangun fondasi yang kuat sebelum memutuskan untuk bertunangan. Pasangan perlu meluangkan waktu untuk benar-benar mengenal satu sama lain pada level yang lebih dalam.
"Jika Anda merasa belum cukup mengenal pasangan untuk berkomitmen seumur hidup, mungkin terlalu dini untuk bertunangan," kata Cummins. Ia menyarankan agar pasangan lebih banyak berdiskusi, memahami nilai-nilai satu sama lain, dan membiarkan hubungan berkembang secara alami.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun fondasi yang kuat:
- Komunikasi yang terbuka dan jujur: Mampu membicarakan segala hal, baik suka maupun duka, tanpa rasa takut dihakimi.
- Nilai-nilai yang selaras: Memiliki pandangan yang serupa tentang hal-hal penting dalam hidup, seperti keluarga, karier, keuangan, dan spiritualitas.
- Tujuan hidup yang sejalan: Memiliki visi yang sama tentang masa depan dan bagaimana Anda ingin mencapainya bersama.
- Kemampuan untuk menyelesaikan konflik: Mampu menghadapi perbedaan pendapat dan menemukan solusi yang memuaskan kedua belah pihak.
- Saling mendukung dan menghormati: Memberikan dukungan emosional dan praktis kepada pasangan, serta menghargai perbedaan pendapat dan pilihan mereka.
Lamaran Luna Maya dan Maxime Bouttier menjadi pengingat yang indah bahwa cinta sejati membutuhkan waktu untuk berkembang. Dengan kesiapan yang matang, fondasi yang kokoh, dan komunikasi yang terbuka, pasangan dapat melangkah menuju gerbang pernikahan dengan keyakinan dan kebahagiaan.