Waspada Konsumsi Simvastatin: Ahli Tekankan Pentingnya Pemeriksaan Kolesterol Berkala

Bahaya Konsumsi Simvastatin Tanpa Pantauan Kolesterol: Perspektif Ahli Kesehatan

Perayaan hari raya seringkali diwarnai dengan hidangan lezat yang kaya akan lemak. Namun, konsumsi obat penurun kolesterol seperti simvastatin tanpa mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh, terutama setelah "kalap" menyantap hidangan lebaran, bukanlah langkah yang bijak. Demikian peringatan yang disampaikan oleh Dr (Cand.) dr Inggrid Tania, MSi, seorang pakar kesehatan.

Dr. Inggrid menekankan bahwa meskipun efek samping mungkin tidak langsung terasa, kebiasaan mengonsumsi simvastatin tanpa pemeriksaan kolesterol yang memadai dapat memicu risiko jangka panjang yang serius. Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Gangguan Otot: Nyeri otot hingga rhabdomyolysis, kondisi serius akibat kerusakan jaringan otot.
  • Gangguan Pencernaan: Masalah pencernaan yang bervariasi.
  • Gangguan Fungsi Hati: Pada sebagian individu, konsumsi simvastatin tanpa pengawasan dapat memengaruhi fungsi hati.

"Konsumsi simvastatin seringkali dilakukan dalam jangka panjang, terutama bagi mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi atau sering mengonsumsi makanan tinggi lemak," jelas Dr. Inggrid. Ia menambahkan bahwa gejala seperti leher tegang, pusing, begah, dan mual setelah mengonsumsi makanan berlemak belum tentu mencerminkan kadar kolesterol yang tinggi. Proses metabolisme lemak menjadi kolesterol membutuhkan waktu, sehingga gejala-gejala tersebut mungkin muncul akibat reaksi tubuh terhadap lemak jenuh yang tinggi.

Aterosklerosis: Ancaman Tersembunyi

Dr. Inggrid mengingatkan bahwa meskipun gejala langsung setelah makan makanan berlemak mungkin tidak terkait langsung dengan kolesterol tinggi, kondisi ini tetap berbahaya karena dapat memicu aterosklerosis, yaitu penyumbatan arteri yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung koroner. "Bahayanya justru terletak pada kondisi yang tidak terasa ini, karena ujung-ujungnya bisa berujung pada serangan jantung," tegasnya.

Simvastatin Bukan Solusi Instan

Pakar kesehatan lainnya, Prof. Tjandra Yoga Aditama, turut menekankan bahwa konsumsi obat penurun kolesterol seperti simvastatin bukanlah solusi instan. Mengonsumsi simvastatin setelah makan makanan berlemak tinggi tidak akan langsung menurunkan kadar kolesterol.

"Simvastatin baru efektif jika dikonsumsi secara rutin. Jadi, anggapan bahwa makan banyak makanan berlemak di pagi hari lalu minum simvastatin sore harinya dan kolesterol akan langsung turun adalah keliru," kata Prof. Tjandra.

Cara Kerja Simvastatin dan Alternatif Obat

Simvastatin termasuk dalam golongan obat statin yang bekerja menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, yang merupakan penyebab utama plak dalam pembuluh darah. Selain itu, obat ini juga membantu meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. Selain simvastatin, terdapat obat kolesterol lain seperti atorvastatin dan rosuvastatin.

Pentingnya Diet dan Olahraga

Prof. Tjandra menambahkan bahwa bagi individu dengan kadar kolesterol jahat yang tinggi, pengobatan dengan statin saja tidaklah cukup. Pengaturan pola makan yang tepat (diet) dan olahraga teratur sangat penting untuk mendukung efektivitas pengobatan. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat kolesterol tanpa resep dokter.

"Mengenai efek samping, semua obat yang memerlukan resep dokter seperti simvastatin hanya boleh dikonsumsi jika direkomendasikan oleh dokter. Hindari self-medication," pesan Prof. Tjandra.

Para pakar kesehatan sepakat bahwa penggunaan obat kolesterol harus disertai dengan pemeriksaan medis dan pengelolaan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Pemeriksaan kolesterol secara berkala menjadi kunci untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung koroner.