Arus Balik Lebaran: Tol Bocimi Lumpuh, Pemudik Keluhkan Kemacetan Panjang

Kemacetan Parah Landa Tol Bocimi di H+3 Lebaran

Arus balik Lebaran 2025 masih menimbulkan masalah serius bagi para pemudik. Pada hari Rabu, 2 April 2025, kemacetan parah dilaporkan terjadi di sepanjang Jalan Bogor-Sukabumi, khususnya di sekitar pintu keluar (exit) Tol Bocimi GT Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan mengular panjang, membuat para pengendara terjebak berjam-jam. Kondisi ini sangat dikeluhkan oleh para pemudik yang berharap perjalanan mereka lebih lancar dengan menggunakan jalan tol.

Salah seorang pemudik bernama Juanda, warga Bekasi, mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengaku terjebak kemacetan selama lebih dari 5 jam di Tol Bocimi. Juanda, yang berangkat dari Bekasi pukul 09.00 WIB dengan tujuan Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, baru mencapai exit Tol Parungkuda pada pukul 15.13 WIB.

"Saya berangkat dari Bekasi jam 9 pagi, tapi sampai jam segini masih di sini (exit Tol Bocimi GT Parungkuda)," ujarnya dengan nada kesal.

Juanda menambahkan bahwa ia harus menunggu lebih dari satu jam hanya untuk keluar dari gerbang tol menuju Jalan Nasional Bogor-Sukabumi. Padahal, jarak antara GT Parungkuda dan jalan raya hanya sekitar 800 meter.

"Saya pikir dengan lewat Tol Bocimi bisa lebih cepat, ternyata malah macet parah," keluhnya.

Kemacetan ini tentu menjadi evaluasi penting bagi pengelola jalan tol dan pihak terkait lainnya. Diharapkan, solusi konkret dapat segera ditemukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi saat musim mudik Lebaran maupun libur panjang lainnya.

Faktor-faktor penyebab kemacetan di Tol Bocimi pada H+3 Lebaran:

  • Volume kendaraan meningkat: Arus balik Lebaran menyebabkan lonjakan volume kendaraan yang signifikan, melebihi kapasitas jalan tol.
  • Bottleneck di exit tol: Penyempitan jalur di area exit tol menyebabkan antrean panjang dan memperlambat laju kendaraan.
  • Kurangnya koordinasi: Kurangnya koordinasi antara petugas tol dan kepolisian dalam mengatur lalu lintas memperparah kemacetan.

Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi kemacetan:

  • Peningkatan kapasitas jalan: Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas jalan tol, misalnya dengan menambah jumlah lajur.
  • Rekayasa lalu lintas: Pihak kepolisian perlu melakukan rekayasa lalu lintas, seperti contraflow atau one way, untuk mengurai kemacetan.
  • Sosialisasi kepada pemudik: Pemudik perlu mendapatkan informasi yang akurat dan terkini mengenai kondisi lalu lintas agar dapat memilih rute alternatif.
  • Penambahan gardu tol: Penambahan gardu tol di gerbang-gerbang utama dapat mempercepat proses transaksi dan mengurangi antrean kendaraan.

Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan masalah kemacetan di Tol Bocimi dapat teratasi dan perjalanan para pemudik menjadi lebih nyaman dan lancar.