Gubernur Jawa Barat Soroti Semangat Bela Negara ASN: Pelatihan dengan TNI/Polri Jadi Solusi?

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini melontarkan kritik pedas terhadap semangat bela negara yang dinilai merosot di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pernyataan ini mencuat di tengah kekhawatiran akan pemahaman ASN terhadap nilai-nilai kebangsaan dan tanggung jawab terhadap negara.

Dalam pertemuan di kediaman Ketua MPR Ahmad Muzani, Dedi Mulyadi mengungkapkan perbedaan mencolok antara semangat bela negara ASN zaman dahulu dengan generasi saat ini. Ia menyoroti proses rekrutmen ASN yang dinilai lebih singkat dibandingkan dahulu, di mana terdapat tahapan yang lebih panjang dan melibatkan pengalaman sebagai tenaga honorer. Hal ini, menurutnya, berdampak pada kurangnya pemahaman mendalam tentang makna bela negara.

"Urgensinya, pertama di kalangan ASN sendiri spirit bela negaranya rendah. Karena beda ya, spirit ASN zaman dulu dengan ASN yang sekarang," ujar Dedi Mulyadi.

Menanggapi kondisi ini, Dedi Mulyadi berencana menggelar pelatihan bela negara khusus bagi ASN di Jawa Barat. Langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman ASN terhadap pentingnya bela negara dalam konteks kekinian. Ia menjelaskan bahwa pelatihan akan melibatkan unsur TNI dan Polri sebagai instruktur, dengan harapan dapat menanamkan nilai-nilai disiplin, loyalitas, dan semangat pengabdian kepada negara.

"Sekarang di kalangan ASN saja, spirit pemahaman dan pemaknaan negara secara utuh relatif sangat rendah. ASN lho, coba lihat. Kemudian anak-anak sekolah, rendah banget hari ini. Sehingga diperlukan upaya-upaya luar biasa oleh gubernur untuk membangun kesadaran itu," tegasnya.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi memaparkan dua pendekatan bela negara, yaitu formal dan kultural. Bela negara formal dapat diwujudkan melalui pelatihan semi-militer, sementara bela negara kultural menekankan pada pelestarian kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Bela Negara: Formal vs Kultural

  • Formal:
    • Pelatihan semi-militer.
    • Pendidikan bela negara.
  • Kultural:
    • Menjaga kelestarian hutan dan gunung.
    • Mengeruk sungai dan mencegah pembangunan di bantaran sungai.
    • Mempertahankan ruang sawah dan menanam pepohonan.

"Kultural, apa yang saya lakukan hari ini, gunung enggak boleh tebasin, sungai-sungai harus dikeruk. Di bantaran sungai enggak boleh ada bangunan, ruang sawah harus dibuka dan pepohonan harus ditanam. Itu bela negara kultural yang sesungguhnya karena negara kita itu hutan, gunung, sawah, lautan," jelasnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi telah menyampaikan bahwa ASN Pemprov Jabar akan diikutsertakan dalam pembekalan bela negara. Ia menekankan pentingnya ASN memiliki komitmen melayani masyarakat seperti halnya TNI-Polri. Rencananya, pembekalan bela negara akan dimulai pada Juni 2025, meskipun detail pelaksanaan masih belum diumumkan secara rinci.

"Belajarlah pada tentara dan Polisi. Mereka ketika ditugaskan oleh atasannya selalu siap," ujar Dedi Mulyadi.

Inisiatif ini menjadi sorotan karena menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya ASN, dalam menjalankan roda pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pelatihan bela negara yang komprehensif, diharapkan ASN dapat meningkatkan kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai abdi negara dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.