Emas Menguat di Tengah Bayang-Bayang Tarif Trump dan Ketidakpastian Global

Emas Catat Kenaikan Signifikan Akibat Kekhawatiran Tarif Trump dan Gejolak Global

Harga emas terus menunjukkan tren penguatan yang signifikan, didorong oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru yang akan diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Logam mulia ini kembali menjadi aset safe haven di tengah volatilitas pasar yang meningkat.

Pada hari Rabu (2/4), harga emas spot tercatat naik 0,57 persen menjadi 3.132 dollar AS per ons. Sebelumnya, pada hari Selasa (3/2), harga emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level 3.148,88 dollar AS per ons. Analis dari State Street Global Advisors memprediksi bahwa harga emas berpotensi menguji level 3.400 dollar AS per ons troi dalam sembilan bulan mendatang dalam skenario bullish.

Dampak Tarif Trump terhadap Pasar

Pengumuman tarif baru oleh Presiden Trump telah menciptakan ketegangan di pasar. Meskipun Gedung Putih mengonfirmasi implementasi tarif, rincian mengenai besaran dan cakupannya masih belum diumumkan. Kebijakan tarif ini berpotensi memperburuk inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan memperluas perselisihan perdagangan global yang sudah ada.

Philip Newman, Direktur Pelaksana Metals Focus, menyatakan bahwa perlambatan ekonomi AS, potensi inflasi yang lebih tinggi, dan penurunan suku bunga dapat menjadi faktor pendorong bagi harga emas untuk mencapai 3.300 dollar AS per ons dalam beberapa bulan ke depan.

Faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas

Kenaikan harga emas juga didukung oleh beberapa faktor lain, antara lain:

  • Permintaan kuat dari bank sentral: Beberapa bank sentral terus meningkatkan cadangan emas mereka sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset.
  • Ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh Federal Reserve: Pelonggaran kebijakan moneter cenderung membuat emas lebih menarik karena mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
  • Ketidakstabilan geopolitik: Ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia, seperti di Timur Tengah dan Eropa, meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
  • Aliran dana ke reksa dana berbasis emas: Peningkatan investasi ke reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung oleh emas menunjukkan sentimen positif investor terhadap logam mulia ini.

Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan politik dan inflasi yang tinggi. Sementara pejabat Federal Reserve (The Fed) khawatir tentang penurunan lapangan kerja, ancaman inflasi yang disebabkan oleh tarif membatasi fleksibilitas mereka untuk mengambil langkah-langkah kebijakan lebih lanjut.

Pasar Menanti Data Ketenagakerjaan AS

Investor saat ini juga menantikan rilis laporan ketenagakerjaan ADP AS dan data penggajian non-pertanian yang dijadwalkan pada hari Jumat. Data-data ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi AS dan dampaknya terhadap pergerakan harga emas.

Dengan berbagai faktor yang mendukung, prospek harga emas dalam jangka pendek hingga menengah tetap positif. Namun, investor perlu terus memantau perkembangan kebijakan tarif dan data ekonomi untuk mengantisipasi potensi perubahan tren pasar.