Kaltim Siaga: BMKG Prediksi Hujan Lebat Berpotensi Banjir dan Longsor Hingga Pertengahan April

Kalimantan Timur (Kaltim) memasuki masa siaga bencana hidrometeorologi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat yang diperkirakan akan mengguyur sebagian besar wilayah Kaltim hingga 10 April 2025. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya banjir, tanah longsor, dan dampak cuaca ekstrem lainnya.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, menjelaskan bahwa peluang terjadinya hujan dengan intensitas menengah, yaitu antara 50 hingga 150 milimeter, sangat tinggi, mencapai 80 hingga 90 persen. Intensitas curah hujan ini berpotensi memicu berbagai permasalahan, termasuk meluapnya sungai, genangan air, jalan licin yang membahayakan pengendara, dan pergerakan tanah yang dapat menyebabkan longsor. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.

Selain risiko banjir dan tanah longsor, BMKG juga mengingatkan masyarakat Kaltim untuk mewaspadai potensi pohon tumbang akibat hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Kombinasi antara tanah yang labil akibat curah hujan tinggi dan hembusan angin kencang dapat dengan mudah menumbangkan pohon, terutama pohon-pohon yang sudah tua atau memiliki akar yang rapuh. Masyarakat disarankan untuk menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan deras dan angin kencang.

Secara lebih rinci, prakiraan BMKG menunjukkan bahwa sebagian kecil wilayah Kabupaten Kutai Barat bagian utara dan Kabupaten Mahakam Ulu bagian selatan berpotensi mengalami hujan dengan kategori tinggi, yaitu antara 150 hingga 300 milimeter, dengan peluang mencapai 70 persen. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat, mengingat curah hujan setinggi ini dapat dengan cepat menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor.

Prakiraan deterministik curah hujan secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kaltim akan mengalami hujan dengan kategori menengah (75-150 mm). Sementara itu, prakiraan deterministik sifat hujan menunjukkan bahwa wilayah Kaltim umumnya akan mengalami sifat hujan kategori normal (85-115 persen) hingga di atas normal (116-150 persen). Hal ini mengindikasikan bahwa curah hujan di Kaltim pada periode ini akan berada pada kondisi normal hingga lebih tinggi dari biasanya.

Namun, terdapat pengecualian di sebagian kecil wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara bagian timur dan Kota Bontang yang diprakirakan akan mengalami sifat hujan di kategori bawah normal (50-84 persen). Kondisi ini perlu diperhatikan oleh sektor pertanian dan perkebunan di wilayah tersebut, karena dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk tanaman.

BMKG mengimbau seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan masyarakat umum, untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca dari sumber-sumber resmi dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Koordinasi antar instansi juga perlu ditingkatkan untuk memastikan penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan efektif.

Rekomendasi Tindakan:

  • Pantau Informasi Cuaca: Akses informasi cuaca terbaru dari BMKG secara berkala.
  • Siapkan Perlengkapan Darurat: Siapkan tas siaga bencana berisi makanan, air bersih, obat-obatan, dan dokumen penting.
  • Bersihkan Saluran Air: Pastikan saluran air di sekitar rumah dan lingkungan bersih dari sampah dan kotoran.
  • Hindari Daerah Rawan Banjir dan Longsor: Jika memungkinkan, hindari bepergian ke daerah rawan banjir dan longsor saat hujan deras.
  • Laporkan Kejadian Bencana: Segera laporkan kejadian banjir, tanah longsor, atau pohon tumbang ke pihak berwenang.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dampak negatif dari cuaca ekstrem di Kaltim dapat diminimalkan.