Bulog Intensifkan Penyerapan Gabah Petani di Tengah Libur Lebaran Demi Jaga Stok Beras Nasional
Bulog Optimalkan Penyerapan Gabah Petani Saat Libur Lebaran
Di tengah suasana libur Lebaran, Perum Bulog menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas pasokan beras nasional dengan terus mengintensifkan penyerapan gabah dan beras dari petani. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok beras yang cukup, terutama dalam menghadapi potensi fluktuasi harga dan permintaan.
Pada hari Rabu, 2 April 2025, Direksi Perum Bulog menggelar kegiatan monitoring yang melibatkan pimpinan wilayah, cabang, serta Komandan Distrik Militer (Dandim). Kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka di Kantor Pusat Bulog dan secara virtual melalui platform Zoom. Fokus utama dari kegiatan ini adalah untuk memantau dan mengevaluasi proses penyerapan gabah dan beras yang sedang berlangsung di berbagai daerah.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Widiarso, menjelaskan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi penyerapan gabah dan beras dilakukan secara rutin setiap hari, baik secara langsung maupun daring. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kendala yang muncul di lapangan dapat segera diidentifikasi dan diatasi. Sinergi dengan TNI juga menjadi kunci dalam memperlancar proses penyerapan gabah dan beras.
"Dengan adanya monitoring yang intensif ini, kami dapat memantau progres penyerapan gabah dan beras secara real-time, serta mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul. Hal ini memungkinkan kami untuk mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam mengatasi kendala-kendala tersebut," ujar Widiarso dalam keterangan persnya.
Sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto, Bulog tidak sendirian dalam upaya penyerapan gabah petani. Mitra Bulog, termasuk pelaku usaha pengeringan dan penggilingan beras, juga turut dilibatkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa harga pembelian gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tetap terjaga minimal Rp 6.500 per kg.
Jaga Kesejahteraan Petani Melalui Harga yang Adil
Penetapan harga minimum Rp 6.500 per kg untuk GKP merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani. Harga yang adil akan memberikan insentif bagi petani untuk terus meningkatkan produktivitasnya, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada ketahanan pangan nasional.
Bulog menyadari bahwa keberhasilan penyerapan gabah dan beras tidak hanya bergantung pada kemampuan finansial, tetapi juga pada koordinasi dan sinergi yang baik dengan berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, Bulog terus berupaya membangun komunikasi yang efektif dengan petani, mitra usaha, dan pemerintah daerah untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi penyerapan gabah dan beras.
Dengan langkah-langkah yang komprehensif ini, Bulog optimis dapat memenuhi target stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Hal ini akan memberikan rasa aman bagi masyarakat dan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Poin-poin penting dalam upaya Bulog menjaga stok beras nasional:
- Intensifikasi penyerapan gabah dan beras di tengah libur Lebaran.
- Monitoring harian secara luring dan daring.
- Sinergi dengan TNI dan mitra usaha.
- Penetapan harga minimum GKP Rp 6.500 per kg.
- Komitmen menjaga kesejahteraan petani.
- Target pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP).