Bertahan di Tengah Persaingan: Kisah Tiga Perempuan Penjual Takjil di Bulan Ramadhan Malang
Bertahan di Tengah Persaingan: Kisah Tiga Perempuan Penjual Takjil di Bulan Ramadhan Malang
Bulan Ramadhan di Malang menyajikan potret dinamis para pelaku usaha kuliner, khususnya penjual takjil. Di tengah persaingan yang semakin ketat, tiga perempuan berbagi kisah inspiratif mereka dalam meraup keberkahan di bulan suci ini. Mereka menghadapi tantangan unik, menyesuaikan strategi, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai berbagi dan inovasi. Kisah mereka menjadi cerminan kegigihan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam menghadapi dinamika pasar.
Menjaga Tradisi di Tengah Gelombang Persaingan Baru
Tutik Setyowati, pemilik usaha makanan Rama, telah lima tahun menekuni bisnis takjil. Menu andalannya beragam, mulai dari pentol bakso, pastel, hingga paket takjil untuk masjid. Namun, Ramadhan tahun ini menghadirkan tantangan baru. Tutik merasakan penurunan pesanan dibandingkan tahun lalu. Ia menduga hal ini disebabkan oleh menjamurnya penjual takjil baru, termasuk para mantan pekerja pabrik yang beralih profesi. Persaingan ini membuat Tutik harus lebih jeli dalam mempertahankan pelanggan. Meskipun pesanan berkurang, Tutik tidak kehilangan semangat. Ia tetap berkomitmen menjalankan program Jumat Berkah, mengirimkan makanan ke Masjid Sabilillah sebagai wujud berbagi di bulan Ramadhan. Ia meyakini, konsistensi dalam berbisnis dan berbagi akan membawa keberkahan tersendiri.
Strategi Digital: Mengandalkan Pesanan Online
Berbeda dengan Tutik, Indira Winda, pemilik Lumpia Pak Wido, justru merasakan peningkatan penjualan yang signifikan. Indira fokus pada penjualan online dan pelanggan setia. Strategi ini terbukti efektif, menghasilkan lonjakan pesanan hingga tiga kali lipat di sore hari menjelang berbuka puasa. Ia menawarkan dua pilihan produk, yaitu lumpia goreng siap santap dan versi beku (frozen). Meskipun sebagian besar pesanan berupa lumpia siap santap, versi beku tetap menjadi pilihan untuk pesanan dalam jumlah besar atau acara tertentu. Keberhasilan Indira membuktikan bahwa adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan pemanfaatan media sosial dapat menjadi kunci keberhasilan dalam bisnis kuliner.
Merintis Usaha Rumahan dengan Sentuhan Personal
Nofi Kurnia Irani, pemilik usaha makanan Alman F&D, memilih fokus pada penjualan online dari rumah. Ia menawarkan berbagai minuman segar, seperti salad buah dan es buah. Usahanya bermula dari kebiasaan membuat bekal untuk anaknya. Respon positif dari teman-teman anaknya mendorong Nofi untuk mengembangkan bisnisnya. Meskipun hanya berjualan online dan menerima pesanan khusus untuk masjid, Nofi berhasil meningkatkan omzetnya hingga 50% selama Ramadhan. Ia tetap konsisten melayani pesanan dalam jumlah besar, meskipun harus membagi waktu antara mengurus anak dan memasak di rumah. Dedikasi dan kualitas produknya menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggannya.
Ketiga kisah ini menunjukkan bahwa keberhasilan berbisnis di bulan Ramadhan bukan hanya soal jumlah penjualan, tetapi juga tentang strategi yang tepat, keuletan, inovasi, dan semangat berbagi. Mereka membuktikan bahwa di tengah persaingan yang ketat, keberhasilan tetap bisa diraih dengan kreativitas, konsistensi, dan kepekaan terhadap kebutuhan pasar.