Eskalasi Perang Dagang Global: Respon Internasional terhadap Kebijakan Tarif 'Liberation Day' Presiden Trump

Eskalasi Perang Dagang Global: Respon Internasional terhadap Kebijakan Tarif 'Liberation Day' Presiden Trump

Kebijakan tarif impor yang agresif dari Presiden AS Donald Trump, yang dikenal sebagai 'Liberation Day,' memicu gelombang penolakan dan kekhawatiran di berbagai negara. Kebijakan ini, yang diumumkan dengan dalih mengakhiri praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh AS, berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi global dan memicu perang dagang yang lebih luas.

Rincian Kebijakan dan Reaksi Awal

Presiden Trump mengumumkan pengenaan tarif signifikan terhadap barang-barang impor dari Meksiko, Kanada, dan China. Tarif ini, yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA), memberikan kewenangan luas kepada presiden untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional.

  • Meksiko dan Kanada: Awalnya dikenakan tarif 25% (10% untuk energi Kanada), namun kemudian ditunda sebagai imbalan atas peningkatan penegakan hukum perbatasan selama 30 hari.
  • China: Dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.

Kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan harga barang konsumen di AS, mulai dari produk pertanian hingga barang manufaktur. Namun, dampak yang lebih besar diperkirakan akan dirasakan oleh negara-negara berkembang.

Negara Berkembang dalam Pusaran Perang Dagang

Analis dari Morgan Stanley mengidentifikasi India, Brasil, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara dan Afrika lainnya sebagai yang paling rentan terhadap dampak tarif baru ini. Negara-negara ini memiliki selisih tarif yang signifikan dibandingkan dengan tarif yang dikenakan AS pada barang-barang mereka. Misalnya:

  • Brasil
  • Indonesia
  • India
  • Thailand
  • Vietnam

Negara-negara tersebut memiliki proporsi produk tertinggi dengan perbedaan tarif lebih dari 5% dibandingkan dengan tarif yang dikenakan AS pada barang-barang negara mereka.

Kritik dan Langkah Balasan

Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, mengkritik kebijakan 'America First' Trump sebagai tindakan intimidasi yang merugikan kepentingan negara lain. Ia menegaskan bahwa China akan mengambil tindakan balasan yang tegas jika AS terus memberikan tekanan atau melakukan pemerasan.

Solidaritas Kanada dan Meksiko

Perdana Menteri Kanada, Carney, dan Presiden Meksiko, Sheinbaum, membahas pentingnya memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara. Mereka menekankan perlunya menjaga daya saing Amerika Utara sambil menghormati kedaulatan masing-masing negara. Kanada berjanji untuk melawan tindakan perdagangan yang tidak dapat dibenarkan dan melindungi pekerja serta bisnis Kanada, salah satunya dengan peningkatan perdagangan antara Kanada dan Meksiko.

Kedua pemimpin sepakat untuk terus bekerja sama melalui menteri dan pejabat senior untuk memajukan prioritas bersama dan tetap berhubungan erat dalam menghadapi ancaman perang dagang dari AS.

Dampak Jangka Panjang

Kebijakan tarif 'Liberation Day' berpotensi memicu spiral proteksionisme global, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi perdagangan internasional, dan meningkatkan ketegangan geopolitik. Respon dari berbagai negara terhadap kebijakan ini akan menentukan arah perdagangan global di masa depan.