Upaya Revitalisasi Terumbu Karang Pulau Moyo: Kolaborasi Masyarakat dan Aparat Penegak Hukum
Upaya Revitalisasi Terumbu Karang Pulau Moyo: Kolaborasi Masyarakat dan Aparat Penegak Hukum
Di tengah ancaman kerusakan ekosistem laut akibat praktik penangkapan ikan ilegal, sebuah inisiatif kolaboratif antara masyarakat dan aparat penegak hukum tengah bergulir di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Inisiatif ini berfokus pada revitalisasi terumbu karang melalui transplantasi, sebuah metode yang menjanjikan untuk mengembalikan keindahan dan keseimbangan alam bawah laut di wilayah yang termasuk dalam Taman Nasional Pulau Moyo dan Pulau Satonda ini.
Jasman Marjoko, seorang penyelam berpengalaman yang tergabung dalam komunitas Sumbawa Grow Up, memimpin salah satu aksi transplantasi terumbu karang. Bersama tim penyelam profesional, Jasman menghabiskan lebih dari satu jam di kedalaman laut, menanam bibit terumbu karang yang telah disiapkan sebelumnya. Proses penanaman ini membutuhkan ketelitian dan persiapan yang matang. Sebelum penyelaman, tim mengecek seluruh peralatan, termasuk tabung oksigen, BCD (Buoyancy Compensator Device), regulator, wetsuit, masker, dan fin, memastikan keselamatan dan efisiensi operasi di bawah laut. Perlengkapan tambahan seperti palu, paku beton, dan kabel ties pun tak luput dari persiapan. Proses transplantasi ini bukan hanya sekadar kegiatan teknis, tetapi juga sebuah wujud nyata kepedulian terhadap kelestarian lingkungan laut.
Lokasi transplantasi di Pulau Moyo, yang merupakan bagian dari Lesser Sunda Seascape, dipilih karena keanekaragaman hayati lautnya yang kaya. Selama penyelaman, Jasman dan timnya berjumpa dengan berbagai spesies ikan karang, seperti lion fish, ikan buntal, dan ikan kerapu. Bahkan, mereka beruntung menyaksikan hiu paus yang sedang bermain di perairan Pulau Moyo. Penemuan ini menunjukkan masih tingginya biodiversitas di kawasan tersebut, sekaligus menjadi motivasi untuk menjaga kelestariannya.
Namun, keindahan alam bawah laut Pulau Moyo terancam oleh praktik penangkapan ikan ilegal, termasuk penggunaan bom ikan yang merusak terumbu karang. Sebagai respon, Polairud Polda NTB membangun pos pantau di Pantai Dolugama, Desa Sebotok, Kecamatan Labuhan Badas. Pos pantau ini tak hanya berfungsi mengawasi aktivitas nelayan di Taman Nasional Pulau Moyo dan Pulau Satonda, tetapi juga memantau jalur pelayaran yang menjadi rute laut dari Barat menuju Indonesia bagian timur. Keberadaan pos pantau ini menjadi bagian integral dari upaya pencegahan dan penindakan praktik-praktik ilegal yang merusak lingkungan.
Direktur Polairud Polda NTB, Kombespol Andree Ghama Putra, menegaskan komitmen pihaknya dalam melindungi ekosistem laut. Selain membangun pos pantau, Polairud juga berkolaborasi dengan komunitas Sumbawa Grow Up dalam kegiatan transplantasi terumbu karang. Upaya ini diharapkan dapat mencegah aktivitas ilegal dan mendorong pengembangan potensi wisata bawah laut di Pulau Moyo. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Sebotok, Subawahi, yang menyatakan dukungan penuh terhadap pendirian Pos Pantau Pulau Moyo.
Meskipun sebagian wilayah terumbu karang di Kabupaten Sumbawa masih dalam kondisi baik, namun kerusakan tetap terjadi akibat cuaca buruk dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, kegiatan transplantasi terumbu karang dan upaya pengawasan yang intensif menjadi krusial untuk memastikan keberlanjutan ekosistem laut yang berharga ini. Upaya restorasi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat penegak hukum saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, untuk menjaga warisan alam bawah laut bagi generasi mendatang. Mengembalikan ekosistem yang rusak membutuhkan waktu yang panjang, sehingga kerjasama dan komitmen yang kuat menjadi kunci keberhasilannya.
Kegiatan ini menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat lokal, komunitas konservasi, dan aparat penegak hukum dalam menjaga kelestarian lingkungan laut di Pulau Moyo. Melalui kolaborasi ini, diharapkan terumbu karang di Pulau Moyo dapat kembali pulih dan lestari, sehingga dapat terus mendukung kehidupan biota laut dan perekonomian masyarakat setempat yang bergantung pada sektor kelautan.