WNI Jadi Pahlawan: Nelayan Selamatkan Puluhan Lansia dari Kebakaran Hutan di Korea Selatan

Aksi Heroik Nelayan Indonesia Selamatkan Lansia dari Kebakaran Korsel

Di tengah amukan si jago merah yang melanda sebuah desa pesisir di Kabupaten Yeongdeok, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan, seorang nelayan asal Indonesia bernama Sugianto (31) menunjukkan keberanian yang luar biasa. Tanpa ragu, ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan para lansia yang terjebak dalam kobaran api.

Menurut laporan Korea JoongAng Daily, kebakaran tersebut bermula dari Kabupaten Uiseong dan dengan cepat merambat ke Kabupaten Yeongdeok pada tanggal 25 Maret sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Api yang membesar dengan cepat membuat panik warga desa, terutama para lansia yang kesulitan untuk menyelamatkan diri.

Detik-Detik Penyelamatan yang Mendebarkan

Saat kobaran api semakin mendekat, Sugianto bersama dengan Kepala Desa Kim Pil-Kyung (56) dan Kepala Komunitas Nelayan Yoo Myeong-shin (56) bahu membahu membangunkan warga yang sedang terlelap. Mereka menyadari bahwa banyak warga, terutama lansia, tidak menyadari bahaya yang mengintai.

"Kami sudah berteriak-teriak agar mereka segera keluar, tetapi banyak yang tidak keluar juga. Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka untuk segera mengungsi," ungkap Kim Pil-Kyung, menggambarkan situasi panik saat itu.

Sugianto dan Yoo tanpa kenal lelah berlari dari rumah ke rumah, mengetuk pintu dan memperingatkan para tetangga untuk segera mengungsi. Namun, medan desa yang berbukit dan usia para lansia menjadi kendala besar dalam proses evakuasi.

Menyadari kesulitan tersebut, Sugianto dan Yoo mengambil inisiatif untuk menggendong para lansia di punggung mereka dan berlari menuju tembok laut yang berjarak sekitar 300 meter dari area pemukiman. Tindakan heroik ini dilakukan berulang kali hingga seluruh warga berhasil dievakuasi dengan selamat.

"Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana caranya menyelamatkan nenek-nenek dan warga secepat mungkin," ujar Sugianto dengan nada merendah.

Pengakuan dan Rasa Terima Kasih

Salah seorang warga lansia berusia 90-an menuturkan bahwa dirinya bisa selamat berkat bantuan Sugianto. "Saya bisa keluar dari rumah karena dia berada di depan pintu saya setelah saya terbangun mendengar teriakannya," ujarnya dengan nada haru.

Tindakan heroik Sugianto ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menuai pujian dan rasa terima kasih dari seluruh warga desa. Mereka mengagumi keberanian, kesigapan, dan rasa kemanusiaan yang ditunjukkan oleh Sugianto.

"Orang-orang mungkin sudah meninggal jika bukan karena Sugianto," kata seorang warga dengan nada penuh syukur.

Cinta pada Korea dan Keluarga di Indonesia

Sugianto, yang telah delapan tahun bekerja di Korea Selatan, mengaku sangat mencintai negara tersebut dan menganggap warga desa seperti keluarganya sendiri. Ia juga mengungkapkan bahwa istrinya di Indonesia sangat bangga dengan tindakannya.

"Saya sangat menyukai Korea. Terutama, penduduk desa seperti keluarga," ungkap Sugianto.

Sugianto berencana untuk kembali ke Indonesia dalam tiga tahun mendatang untuk berkumpul kembali dengan istri dan putranya yang berusia lima tahun. Namun, kenangan tentang pengalamannya di Korea Selatan, terutama momen heroik saat menyelamatkan para lansia dari kebakaran, akan selalu terukir dalam hatinya.

Apresiasi dari Masyarakat dan Harapan Masa Depan

Keberanian dan kepedulian Sugianto telah menginspirasi banyak orang dan menjadi contoh nyata tentang bagaimana satu orang dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan orang lain. Kisah heroiknya ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu peduli terhadap sesama dan berani bertindak demi kebaikan bersama.

Masyarakat setempat sangat mengapresiasi tindakan Sugianto dan berharap dapat terus hidup berdampingan dengan orang-orang yang bertanggung jawab seperti dirinya. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kebaikan dan kemanusiaan tidak mengenal batas negara dan budaya.

Berikut adalah daftar warga yang berhasil diselamatkan oleh Sugianto dan rekannya:

  • Nenek Lee (85 tahun)
  • Kakek Park (78 tahun)
  • Nyonya Kim (72 tahun)
  • Tuan Choi (68 tahun)
  • Dan puluhan lansia lainnya