Emas Sentuh Puncak Tertinggi: Eskalasi Perang Dagang Picu Lonjakan Harga
Emas Sentuh Puncak Tertinggi: Eskalasi Perang Dagang Picu Lonjakan Harga
NEW YORK - Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian akibat eskalasi perang dagang global dan ketegangan geopolitik yang semakin membara. Komoditas safe-haven ini menjadi incaran investor di tengah kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global.
Menurut data dari Commodity Exchange, harga emas berjangka mencapai $3.183,60 per ons, menandai level tertinggi sepanjang masa. Lonjakan ini dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang berdampak luas pada hubungan perdagangan internasional.
Analis dari BMI, sebuah unit penelitian Fitch Solutions, memperkirakan bahwa harga emas akan terus mengalami kenaikan seiring dengan pasar global yang masih dilanda kegelisahan. Faktor-faktor seperti ketidakpastian perdagangan, tensi geopolitik yang meningkat, pelemahan dolar AS, pembelian emas oleh bank sentral, dan meningkatnya risiko resesi menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.
Dampak Kebijakan Tarif Trump
Kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Trump menargetkan lebih dari 180 negara dan wilayah. Gedung Putih merilis data yang menunjukkan tarif efektif yang dikenakan oleh negara lain terhadap barang-barang dari AS, termasuk melalui manipulasi mata uang dan hambatan perdagangan. Sebagai respons, AS mengenakan tarif baru pada setiap negara atau wilayah, termasuk Uni Eropa. Kebijakan ini telah memicu kekhawatiran akan perang dagang yang lebih luas dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Perbandingan Tarif di Asia Tenggara
Indonesia terkena dampak yang signifikan dari kebijakan tarif ini, dengan tarif sebesar 32 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara.
Berikut adalah perbandingan tarif timbal balik yang dikenakan pada beberapa negara di Asia Tenggara:
- Indonesia: 32%
- Malaysia: 24%
- Filipina: 17%
- Singapura: 10%
- Vietnam: 46%
- Thailand: 36%
Vietnam dan Thailand menghadapi tekanan tarif yang lebih berat dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini. Kebijakan tarif Trump telah menciptakan ketidakpastian dan berpotensi mengganggu rantai pasokan global.
Kesimpulan
Kenaikan harga emas mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi global dan eskalasi perang dagang. Kebijakan tarif Trump telah memicu ketegangan perdagangan dan berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global. Investor mencari perlindungan di aset safe-haven seperti emas di tengah ketidakpastian ini.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah memicu reaksi beragam di seluruh dunia. Beberapa negara menganggap kebijakan ini sebagai upaya untuk melindungi industri domestik AS, sementara yang lain melihatnya sebagai tindakan proteksionis yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih belum jelas, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu telah menciptakan ketidakpastian dan meningkatkan risiko bagi ekonomi global.
Dengan situasi geopolitik yang terus bergejolak dan ketidakpastian ekonomi yang membayangi, emas diperkirakan akan tetap menjadi aset yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko. Harga emas akan terus dipantau dengan cermat oleh para pelaku pasar untuk mengukur sentimen risiko dan prospek ekonomi global.