Idul Fitri di Aachen: Dosen Undip Raih Fellowship di Jerman, Lebaran Jauh dari Tradisi
Lebaran di Negeri Orang: Pengalaman Idul Fitri Anggun di Jerman
Momen Idul Fitri, yang biasanya dirayakan dengan kebersamaan keluarga dan hidangan khas seperti lontong opor, tahun ini terasa berbeda bagi Anggun Puspitarini Siswanto, seorang dosen dari Universitas Diponegoro (Undip). Jauh dari kampung halaman, Anggun menjalani Idul Fitri di Kota Aachen, Jerman, tempat ia tengah mengikuti program fellowship di RWTH Aachen University.
Anggun, seorang pengajar di Sekolah Vokasi Undip, harus merayakan Lebaran seorang diri di Eropa karena program fellowship yang sedang dijalaninya. Ia mengungkapkan pengalamannya merayakan Idul Fitri di Jerman, yang jauh berbeda dari tradisi di Indonesia.
Salat Id di Bawah Gerimis
Pengalaman salat Id Anggun di Aachen diwarnai dengan cuaca gerimis. Ia melaksanakan salat di lapangan dekat taman kota pada Minggu, 30 Maret 2025, pukul 09.00 waktu setempat. Perbedaan waktu dan tanggal pelaksanaan salat Id menjadi pengalaman unik tersendiri.
Kerinduan Akan Lontong Opor dan Suasana Lebaran
Salah satu hal yang paling dirindukan Anggun saat Lebaran di Jerman adalah hidangan lontong opor yang menjadi ciri khas perayaan Idul Fitri di Indonesia. Selain itu, ia juga tidak mendapatkan libur Lebaran dan harus kembali ke kampus pada hari berikutnya, 31 Maret 2025. Hal ini dikarenakan program fellowship yang diikutinya merupakan bagian dari program beasiswa doktoral yang didukung oleh pemerintah Indonesia dan Jerman.
Theodore von Kármán Fellowship: Kesempatan Berharga
Anggun mendapatkan kesempatan mengikuti Theodore von Kármán Fellowship, sebuah program yang berlangsung dari 28 Maret hingga 12 April 2025. Ia tidak sendiri dalam program ini, Anggun mengikuti fellowship di Jerman bersama Anis Apriliawati dari Direktorat Pendidikan Tinggi, Kemendiktisaintek. Program ini merupakan bagian dari kerja sama antara Jerman dan Indonesia dalam Circular Economy Scholarship Programme (CESP) yang telah berjalan sejak tahun 2024. Undip sendiri telah mengirimkan 20 dosen lainnya untuk mengikuti program fellowship ini.
Rektor Undip, Prof. Dr. Suharnomo, SE MSi, menyatakan bahwa program fellowship ini akan memberikan dampak positif dalam berbagai aspek, termasuk pengakuan dari dunia kerja dan peningkatan capaian program studi dalam beberapa poin Indikator Kinerja Utama (IKU). Selama menjalani fellowship, Anggun terus berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak dan memberikan perkuliahan di bidang Circular Economy kepada civitas akademika di RWTH Aachen University.
Pengalaman Anggun merayakan Idul Fitri di Jerman menjadi cerita inspiratif tentang dedikasi seorang dosen dalam mengembangkan diri dan berkontribusi pada kemajuan pendidikan dan penelitian. Meskipun jauh dari keluarga dan tradisi Lebaran, Anggun tetap semangat dalam menjalankan program fellowshipnya dan memberikan yang terbaik bagi Undip dan Indonesia.
Program CESP
Program CESP adalah program beasiswa hasil kerjasama antara pemerintah Jerman dan Indonesia. Program beasiswa ini sudah berjalan sejak tahun 2024 dan sudah mengirimkan banyak tenaga pendidik untuk mengembangkan diri. Universitas Diponegoro sudah mengirimkan kurang lebih 20 dosen untuk mengikuti program ini.
-
Tujuan Program
Tujuan program ini memberikan dampak positif dalam berbagai aspek, termasuk pengakuan dari dunia kerja dan peningkatan capaian program studi dalam beberapa poin Indikator Kinerja Utama (IKU). * Harapan Program
Program ini diharapkan terus berjalan agar dapat terus memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Indonesia.