China Terbitkan Obligasi Hijau Global Perdana, Raih Antusiasme Investor di Tengah Keraguan Iklim Global
China Terbitkan Obligasi Hijau Global Perdana, Raih Antusiasme Investor di Tengah Keraguan Iklim Global
China berhasil menarik perhatian signifikan dari investor global dengan peluncuran perdana obligasi hijau (sovereign green bond) pada hari Rabu, 2 April 2025. Penerbitan ini dipandang sebagai langkah strategis di tengah keraguan global terhadap komitmen perubahan iklim.
Respon Pasar yang Kuat
Penawaran obligasi hijau senilai 6 miliar yuan (sekitar Rp 13,7 triliun) yang dicatatkan di Bursa London ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa. Permintaan dari pembeli untuk obligasi dengan tenor tiga dan lima tahun melonjak hingga mencapai 47 miliar yuan (sekitar Rp 107,7 triliun), menunjukkan minat yang sangat besar.
Harga final obligasi tenor tiga tahun mengalami penurunan dari 2,3 persen menjadi 1,88 persen, sementara obligasi tenor lima tahun turun dari 2,35 persen menjadi 1,93 persen. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek investasi hijau di China.
Tujuan dan Proyek yang Didanai
Obligasi hijau ini dirancang khusus untuk membiayai investasi dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta untuk mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Sebelumnya, pada hari Selasa, 1 April 2025, Direktur Jenderal Kementerian Keuangan China, Yu Hong, dan Wakilnya, Xing Chaohong, mengadakan pertemuan dengan para investor di London. Mereka mempresentasikan berbagai proyek potensial yang akan didanai melalui obligasi ini, termasuk:
- Pembangunan stasiun pengisian daya untuk mobil listrik
- Pengembangan taman nasional
- Proyek pembangkit listrik tenaga air
Sinyal Kuat di Tengah Ketidakpastian Global
Menurut Nicolas Jaquier, manajer utang berkelanjutan di perusahaan investasi Ninety One, langkah China ini mengirimkan "sinyal yang cukup kuat", terutama mengingat adanya kecenderungan di negara lain untuk mengurangi komitmen terhadap perubahan iklim. Penerbitan obligasi hijau ini menegaskan ambisi China untuk memimpin dalam transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.
"Ini menunjukkan bahwa China ingin meningkatkan perannya dalam mengatasi perubahan iklim," kata Jaquier.
Lebih lanjut, Jaquier menambahkan bahwa langkah ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara berkembang lainnya yang mungkin masih ragu untuk berinvestasi dalam proyek-proyek hijau. Keberanian China dalam mendanai proyek-proyek hijau dapat menginspirasi negara lain untuk mengikuti jejaknya.
Komitmen China terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Kementerian Keuangan China belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil penjualan obligasi ini di luar jam kerja reguler Beijing. Namun, inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang China terhadap pembangunan berkelanjutan.
China telah mengumumkan rencana penerbitan obligasi hijau ini sejak awal tahun, setelah Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, di Beijing. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu penting, termasuk kerja sama di bidang keuangan, perdagangan, investasi, dan isu-isu terkait iklim.
Sebagai negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, China menargetkan untuk mencapai puncak emisi karbonnya sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Penerbitan obligasi hijau ini merupakan salah satu langkah konkret yang diambil China untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Peran Aktif China dalam Pasar Obligasi Hijau
Meskipun ini adalah kali pertama China menerbitkan obligasi hijau di pasar internasional, perusahaan-perusahaan China telah aktif dalam menerbitkan obligasi hijau selama beberapa tahun terakhir. Menurut Moody's, hingga akhir tahun lalu, perusahaan-perusahaan China telah menerbitkan obligasi hijau senilai hampir 410 miliar dollar AS.
Pada tahun lalu saja, mereka menjual obligasi hijau senilai hampir 50 miliar dollar AS, yang merupakan sekitar 8 persen dari total penerbitan obligasi hijau global. Saat ini, total pasar obligasi hijau dunia telah berkembang hingga lebih dari 3 triliun dollar AS.
Pada bulan Februari lalu, Kementerian Keuangan China menerbitkan kerangka kerja obligasi hijau yang menjelaskan bahwa penerbitan obligasi ini bertujuan untuk "menarik pendanaan internasional guna mendukung pembangunan domestik yang ramah lingkungan dan rendah karbon."
Penerbitan obligasi hijau global perdana ini menandai langkah penting bagi China dalam upayanya untuk memimpin dalam transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan. Antusiasme investor yang besar menunjukkan bahwa pasar global mendukung penuh komitmen China terhadap perubahan iklim.