Kisah Inspiratif Robith, Mahasiswa Kedokteran Termuda Unesa: Akselerasi dan Spiritual Jadi Kunci Sukses

Robith Najachil Umam: Kisah Inspiratif Mahasiswa Termuda Kedokteran Unesa

Di antara ribuan mahasiswa baru Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tahun ini, terdapat satu nama yang mencuri perhatian: Robith Najachil Umam. Pemuda berusia 16 tahun ini berhasil menembus ketatnya persaingan di jurusan Kedokteran, menjadikannya mahasiswa termuda di kampusnya.

Akselerasi Pendidikan: Strategi Percepatan Studi

Robith, bukan tanpa alasan, bisa mencapai prestasi ini di usia yang relatif muda. Ia menjalani program akselerasi selama menempuh pendidikan SMP dan SMA. Artinya, Robith menyelesaikan pendidikan menengahnya dalam waktu empat tahun saja, berbeda dengan siswa reguler yang umumnya membutuhkan waktu enam tahun.

"Saya menjalani akselerasi dengan ritme belajar yang sangat padat," ungkap Robith, seperti dilansir dari laman resmi Unesa. "Jika biasanya satu semester ditempuh dalam enam bulan, saya harus menyelesaikannya dalam tiga bulan. Ini adalah tantangan yang besar, namun juga pengalaman yang sangat berharga."

Menjadi siswa akselerasi tentu bukan perkara mudah. Robith mengakui bahwa ia harus menghadapi beban akademik yang lebih berat dibandingkan teman-temannya. Selain itu, ia juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial yang didominasi oleh teman-teman yang lebih tua.

"Saya harus belajar berkomunikasi dengan baik dan menemukan kesamaan dengan teman-teman," jelas Robith. "Saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar memperkuat kompetensi sosial."

Prestasi Akademik dan Spiritual: Keseimbangan yang Sempurna

Meski menyandang status sebagai mahasiswa termuda, Robith tetap rendah hati. Ia meyakini bahwa kesuksesannya ini tak lepas dari dukungan dan doa dari orang tua, guru, dan para kyai yang membimbingnya.

"Saya sangat bersyukur bisa mencapai semua ini. Prestasi yang saya raih bukan hanya karena usaha pribadi, tetapi juga karena doa orang tua, guru, serta para kyai yang selalu membimbing saya," tuturnya.

Selama di sekolah, Robith dikenal sebagai siswa yang rajin dan berprestasi. Ia tercatat pernah meraih berbagai penghargaan, di antaranya:

  • Semifinalis Olimpiade Kedokteran di Unusa
  • Semifinalis Olimpiade Biologi di PGRI Adi Buana
  • Dua medali emas dari Pusat Kejuaraan Sains Nasional (Puskanas)

Tips Belajar dan Spiritual: Kunci Meraih Impian

Lantas, apa rahasia Robith sehingga bisa meraih prestasi gemilang di usia muda? Ia membagikan beberapa tips yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para pelajar lainnya.

Pertama, Robith memiliki strategi belajar yang efektif. Ia terbiasa belajar setelah sholat Subuh, saat pikiran masih segar dan suasana tenang. Selain itu, ia selalu mencatat ulang materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dipahaminya.

Kedua, Robith mengamalkan amalan-amalan spiritual yang diajarkan oleh KH Asep Saifudin di pesantrennya. Ia rutin melaksanakan sholat Tasbih seminggu sekali, membaca surat Yasin empat kali, dan istighosah setiap pagi.

"Saya selalu diajarkan bahwa keberkahan ilmu datang dari adab kepada guru," kata Robith. "Selain itu, saya dan teman-teman di pondok dibimbing untuk sholat malam secara rutin."

Ketiga, Robith meyakini pentingnya adab dan sopan santun terhadap guru. Ia percaya bahwa keberkahan ilmu akan datang jika kita menghormati dan menghargai guru.

Setelah berhasil lolos SNBP di Kedokteran Unesa, Robith memiliki harapan besar untuk bisa mengamalkan ilmunya dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia ingin mewujudkan harapan orang tuanya untuk menjadi dokter spesialis yang tidak hanya mengobati pasien, tetapi juga berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

"Orang tua saya berharap saya bisa lebih baik dari mereka. Saya ingin mewujudkan itu dengan menjadi dokter spesialis yang tidak hanya mengobati pasien, tetapi juga berkontribusi untuk masyarakat," pungkas lulusan MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya ini.