Perang Tarif Trump Mendorong Harga Emas ke Rekor Tertinggi: Analis Ungkap Dampak Global dan Domestik

Perang Tarif Trump Mendorong Harga Emas ke Rekor Tertinggi

Jakarta - Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump telah memicu gejolak ekonomi global, dan secara signifikan mendongkrak harga emas di pasar internasional, serta berimbas pada harga emas di Indonesia. Langkah proteksionis yang diambil AS ini, yang dimulai pada awal April 2025, telah memicu kekhawatiran di kalangan investor dan mendorong mereka untuk mencari aset yang aman (safe haven), di mana emas menjadi pilihan utama.

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif impor AS telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Hal ini mendorong investor untuk mengalihkan dana mereka ke emas sebagai aset lindung nilai. "Kenaikan harga emas ini dipicu oleh sentimen eksternal, yaitu perang dagang. Pemberlakuan tarif tambahan oleh Amerika, bahkan termasuk terhadap Indonesia, telah mengacaukan perekonomian global," ujarnya.

Kenaikan Harga Emas Global dan Domestik

Setelah pengumuman tarif impor AS, harga emas dunia melonjak hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa, yaitu 3.180 dollar AS per troy ons. Level ini bahkan melampaui proyeksi pasar sebelumnya yang memperkirakan harga emas akan mencapai puncaknya di 3.150 dollar AS per troy ons pada tahun 2025. Ibrahim memperkirakan harga emas dunia berpotensi naik lebih lanjut hingga mencapai 3.200 dollar AS per troy ons dalam waktu dekat. Selain perang dagang, ketegangan geopolitik global juga turut mendukung kenaikan harga emas. Konflik di Timur Tengah, khususnya terkait program nuklir Iran, terus memanas dan menambah ketidakpastian di pasar.

"Permasalahan geopolitik dan perang dagang adalah faktor utama yang mendukung penguatan harga emas dunia," kata Ibrahim.

Dampak pada Ekonomi Indonesia

Kondisi global yang bergejolak ini turut berdampak pada perekonomian Indonesia. Pemberlakuan tarif impor oleh AS terhadap Indonesia sebesar 32 persen telah memicu pelemahan pasar saham dan nilai tukar rupiah. Akibatnya, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset safe haven, sehingga meningkatkan permintaan dan mendorong harga emas di dalam negeri.

Harga emas Antam di Indonesia terus mencatatkan tren penguatan dan mencapai level tertinggi sepanjang masa, yaitu Rp 1.836.000 per gram. "Kebijakan tarif impor yang agresif dari Trump terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia, telah menyebabkan pelemahan IHSG dan nilai tukar rupiah, serta berdampak positif terhadap logam mulia sebagai safe haven," jelas Ibrahim.

Faktor-faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas:

  • Perang Dagang: Kebijakan tarif impor AS menciptakan ketidakpastian ekonomi global dan mendorong investor mencari aset aman.
  • Ketegangan Geopolitik: Konflik di Timur Tengah, terutama terkait program nuklir Iran, meningkatkan risiko dan mendukung permintaan emas.
  • Pelemahan Mata Uang: Pelemahan nilai tukar rupiah mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
  • Permintaan Safe Haven: Emas dianggap sebagai aset yang aman di tengah gejolak ekonomi dan politik, sehingga permintaannya meningkat saat terjadi ketidakpastian.

Kenaikan harga emas ini menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan pelaku ekonomi di Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi dampak negatif dari perang dagang dan ketidakpastian global. Investor juga perlu mempertimbangkan risiko dan peluang investasi dengan cermat, serta diversifikasi portofolio untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis aset.

Kata Kunci Penting:

  • Perang Dagang
  • Tarif Impor
  • Harga Emas
  • Safe Haven
  • Geopolitik
  • Ekonomi Global
  • Indonesia
  • Nilai Tukar Rupiah
  • IHSG
  • Investasi