Lesunya Pasar Mainan di Ragunan Saat Libur Lebaran 2025: Pedagang Meratapi Penurunan Omzet Drastis

Lesunya Pasar Mainan di Ragunan Saat Libur Lebaran 2025: Pedagang Meratapi Penurunan Omzet Drastis

Jakarta - Libur Lebaran 2025 yang seharusnya menjadi berkah bagi para pedagang, justru menjadi periode yang penuh kekecewaan bagi para penjual mainan di kawasan wisata Ragunan, Jakarta. Para pedagang mengeluhkan penurunan drastis jumlah pembeli yang berimbas pada anjloknya omzet dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Eva (45), seorang pedagang mainan dan boneka yang berjualan di pintu Timur Ragunan, mengungkapkan kekecewaannya. "Semua pedagang di sini menjerit karena sepi pembeli, padahal ini libur Lebaran," ujarnya dengan nada prihatin.

Kondisi ini sangat kontras dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana libur Lebaran selalu menjadi momen panen bagi para pedagang mainan. Eva berharap besar pada momen-momen besar seperti Lebaran untuk mendongkrak penjualan. Namun, kenyataan berkata lain. Pada Lebaran 2025 ini, jumlah pembeli merosot tajam, mengakibatkan penurunan omzet yang signifikan.

"Dibandingkan tahun sebelumnya, omzet juga menurun signifikan," keluhnya. Eva mengungkapkan bahwa selama libur Lebaran 2025, omzetnya hanya berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per hari. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, ia bisa meraup omzet hingga Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Ita (40), pedagang mainan lainnya. Ia merasakan dampak yang sama, yaitu sepinya pembeli selama periode Lebaran 2025. Ita bahkan mencatat penurunan omzet yang lebih parah, mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan dengan libur Lebaran tahun lalu.

"Kalau libur Lebaran tahun-tahun sebelumnya, saya bisa dapat Rp 5 juta per hari," kenangnya. Ita menambahkan bahwa di luar momen-momen besar seperti Lebaran, jumlah pembeli sangatlah sepi. Ia sangat bergantung pada keramaian pengunjung Ragunan saat libur Lebaran untuk menarik minat anak-anak membeli mainan.

Eva dan Ita menjual berbagai macam mainan dan boneka dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 200.000. Meskipun harga yang ditawarkan cukup terjangkau, namun tetap saja tidak mampu menarik minat pembeli di tengah lesunya pasar mainan saat libur Lebaran 2025 ini.

Faktor-faktor Penyebab Penurunan:

Beberapa faktor diduga menjadi penyebab penurunan jumlah pembeli mainan di Ragunan selama libur Lebaran 2025. Diantaranya adalah:

  • Kondisi Ekonomi: Kelesuan ekonomi secara umum dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk untuk barang-barang konsumtif seperti mainan.
  • Persaingan: Maraknya penjualan mainan secara online juga menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang mainan tradisional di Ragunan.
  • Alternatif Hiburan: Semakin banyaknya alternatif hiburan lain yang tersedia bagi keluarga, seperti pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan tempat wisata lainnya, dapat mengurangi minat masyarakat untuk mengunjungi Ragunan dan membeli mainan.
  • Cuaca: Cuaca yang tidak menentu juga dapat mempengaruhi jumlah pengunjung Ragunan, yang pada akhirnya berdampak pada penjualan mainan.

Harapan Pedagang:

Para pedagang mainan di Ragunan berharap pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan perhatian dan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Mereka berharap ada upaya-upaya untuk meningkatkan daya tarik Ragunan sebagai destinasi wisata keluarga, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan penjualan mainan mereka.

Para pedagang juga berharap adanya program-program pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berbisnis, termasuk dalam memanfaatkan teknologi dan platform online untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan dukungan yang tepat, para pedagang mainan di Ragunan berharap dapat kembali bangkit dan meraih kesuksesan di masa depan.