Singapura Gagalkan Rencana Teror Masjid: Remaja Radikal Terinspirasi Aksi Christchurch
Singapura Gagalkan Rencana Teror Masjid: Remaja Radikal Terinspirasi Aksi Christchurch
Otoritas Singapura berhasil menggagalkan potensi serangan terorisme yang menargetkan lima masjid di negara tersebut. Seorang remaja berusia 17 tahun ditangkap dan ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) karena merencanakan serangan yang terinspirasi oleh penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada tahun 2019. Rencana mengerikan tersebut bertujuan untuk membunuh setidaknya 100 jamaah Muslim.
Detail Rencana dan Penangkapan
Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD), remaja tersebut telah mengidentifikasi lima masjid yang berlokasi di Jurong West, Clementi, Margaret Drive, Admiralty Road, dan Beach Road sebagai target potensial sejak Juni 2024. Rencananya adalah melakukan serangan saat umat Muslim meninggalkan salat Jumat, sebelum kemudian melakukan bunuh diri. Untungnya, rencana ini berhasil diintervensi oleh ISD pada Maret 2025, sebelum dapat dieksekusi.
Radikalisasi dan Pengaruh Ekstremis
Investigasi mengungkapkan bahwa radikalisasi remaja tersebut dimulai pada tahun 2022, setelah terpapar materi Islamofobia dan ekstremis sayap kanan secara daring. Pandangan rasis terhadap etnis Melayu semakin memperburuk kebenciannya terhadap Islam dan Muslim. Ia secara aktif menyebarkan konten Islamofobia dan terlibat dalam diskusi daring yang bertujuan mengkritik Islam.
Remaja tersebut juga terpengaruh oleh ideologi supremasi Asia Timur, meyakini bahwa etnis Han Tiongkok, Korea, dan Jepang lebih unggul dari etnis Melayu dan India. Video penembakan Christchurch dan manifesto Brenton Tarrant, pelaku penembakan tersebut, memainkan peran penting dalam membentuk pandangan ekstremisnya. Ia mengagumi Tarrant sebagai "pahlawan" dan terpengaruh oleh teori konspirasi "Penggantian Besar".
Upaya Mendapatkan Senjata dan Rencana Lebih Lanjut
Remaja tersebut berupaya mendapatkan senjata api untuk melaksanakan rencananya, termasuk mempertimbangkan pembelian di Malaysia atau Thailand dan penyelundupannya ke Singapura. Ia juga mempelajari cara menggunakan senjata api dan berencana berlatih menembak di Amerika Serikat. Niatnya adalah menyiarkan langsung serangan tersebut, meniru Tarrant, dengan harapan memicu kekerasan lebih lanjut oleh individu lain yang berpikiran sama.
Kasus Serupa dan Peringatan
ISD juga mengungkapkan kasus seorang remaja perempuan berusia 15 tahun yang teradikalisasi dan berencana menikahi seorang pejuang ISIS. Kasus-kasus ini menyoroti ancaman radikalisasi di kalangan generasi muda Singapura. Menteri Dalam Negeri K. Shanmugam menekankan perlunya kewaspadaan masyarakat, mengingat potensi adanya individu lain yang terpapar materi ekstremis dan merencanakan tindakan kekerasan.
Peran Keluarga dan Tanggapan Pemerintah
Walaupun orang tua remaja tersebut mengetahui kebenciannya terhadap Muslim, mereka tidak melaporkannya ke pihak berwenang. Ayahnya telah mencoba mengubah pandangan putranya dengan berbagi berita tentang kasus-kasus ekstremisme sayap kanan sebelumnya, namun upaya ini tidak berhasil. Pemerintah Singapura terus berupaya untuk mengidentifikasi dan menangani individu-individu yang berisiko terpapar radikalisasi melalui program-program pencegahan dan intervensi.
Poin Penting:
- Penangkapan remaja yang merencanakan serangan teror di masjid.
- Inspirasi dari penembakan Christchurch dan ideologi supremasi kulit putih.
- Upaya mendapatkan senjata dan rencana menyiarkan langsung serangan.
- Kasus remaja perempuan yang teradikalisasi dan berencana bergabung dengan ISIS.
- Pentingnya kewaspadaan masyarakat dan peran keluarga dalam mencegah radikalisasi.
Daftar Target Masjid:
- Jurong West
- Clementi
- Margaret Drive
- Admiralty Road
- Beach Road