Transjabodetabek Perluas Jangkauan Layanan, Rute Baru Diharapkan Tingkatkan Aksesibilitas

Transjabodetabek Perluas Jangkauan Layanan, Rute Baru Diharapkan Tingkatkan Aksesibilitas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan transportasi publik dengan memperluas rute Transjabodetabek. Inisiatif ini disambut positif oleh pengguna transportasi umum dan pengamat, melihatnya sebagai solusi potensial untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, mengungkapkan bahwa akan ada empat rute baru yang akan dioperasikan. Rute-rute ini menghubungkan kawasan permukiman di sekitar Jakarta dengan pusat kota, yaitu:

  • Vida Bekasi - Cawang (Jakarta): Rute ini diharapkan dapat memfasilitasi mobilitas warga Bekasi menuju pusat bisnis Jakarta.
  • Kota Wisata Cibubur - Cawang (Jakarta): Memberikan alternatif transportasi bagi warga Cibubur yang bekerja atau beraktivitas di Jakarta.
  • Alam Sutera - Blok M (Jakarta): Memudahkan akses warga Alam Sutera ke kawasan komersial dan bisnis Blok M.
  • Binong - Grogol: Menghubungkan Binong dengan wilayah Grogol yang memiliki banyak fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Saat ini, keempat rute tersebut sedang dalam tahap uji coba dan koordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Tujuannya adalah untuk memastikan kelancaran operasional dan mengoptimalkan layanan bagi masyarakat.

Djoko Setijowarno menjelaskan bahwa sejak tahun 2017, layanan JR Connexion (JRC) telah menjangkau 23 kawasan permukiman di Bodetabek. BPTJ berencana untuk memperluas cakupan JRC hingga 117 titik permukiman di Jabodetabek, dengan target 40 titik yang terlayani pada tahun ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, jumlah penduduk Jabodetabek mencapai 31.684.645 jiwa. Analisis BPTJ tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 7.977.987 jiwa (25,18%) berpotensi terlayani angkutan umum jika halte atau bus stop tersedia dalam radius 500 meter dari lokasi keberangkatan.

Wilayah dengan potensi tertinggi dalam hal jumlah penduduk yang terlayani angkutan umum adalah Jakarta Pusat (88,5%), Jakarta Selatan (70,84%), dan Jakarta Timur (64,09%). Sebaliknya, wilayah dengan potensi terendah adalah Kabupaten Bekasi (0,84%), Kabupaten Tangerang (0,76%), dan Kabupaten Bogor (0,67%).

Data dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tahun 2023 mencatat terdapat 2.010 perumahan di Jabodetabek, terdiri dari 158 perumahan kelas atas, 268 perumahan kelas menengah, dan 1.584 perumahan kelas bawah. Di Jakarta, terdapat 26 perumahan kelas menengah dan 2 perumahan kelas bawah yang sudah terlayani angkutan umum.

Di wilayah Bodetabek, terdapat 1.824 perumahan (242 perumahan kelas menengah dan 1.582 perumahan kelas bawah) yang memerlukan layanan angkutan umum. Layanan ini dapat berupa angkutan penghubung (feeder) ke stasiun KRL Jabodetabek, stasiun LRT Jabodebek, atau halte rute Transjabodetabek terdekat.

Selain itu, tersedia layanan langsung (direct service) seperti JR Connection yang beroperasi pada jam sibuk pagi menuju Jakarta dan sore dari Jakarta ke kawasan perumahan. Di luar jam sibuk, layanan ini berfungsi sebagai angkutan penyambung (feeder).

Djoko Setijowarno juga menyoroti upaya pembenahan angkutan umum yang sedang berlangsung di berbagai wilayah, seperti Trans Pakuan di Kota Bogor, Trans Patriot di Bekasi, Trans Wibawa di Kabupaten Bekasi, Trans Ayo di Kota Tangerang, dan Trans Depok di Kota Depok.

Perluasan layanan Transjabodetabek dan upaya peningkatan transportasi publik di Jabodetabek merupakan langkah penting untuk meningkatkan mobilitas warga, mengurangi kemacetan, dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya pilihan transportasi publik yang terjangkau dan mudah diakses, diharapkan semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum.