Semangat Kebersamaan di Pulau Saur: Lomba Dayung Lelepe Jadi Tradisi Silaturahmi Lebaran
Tradisi Unik Lebaran: Lomba Dayung Lelepe Eratkan Silaturahmi Warga Kepulauan Sapeken
Momentum Hari Raya Idul Fitri di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, khususnya di Desa Saur Saebus, Kecamatan Sapeken, tidak hanya diwarnai dengan kunjungan keluarga dan hidangan lezat. Lebih dari itu, warga setempat memiliki cara unik untuk merayakan kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi, yaitu melalui lomba mendayung lelepe. Lelepe sendiri merupakan sebutan untuk sampan kecil tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir.
Pantai Aloha: Saksi Bisu Tradisi Lebaran
Setiap tahun, Pantai Aloha di Pulau Saur menjadi pusat perhatian. Ratusan warga dari berbagai desa di Kecamatan Sapeken berkumpul untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam lomba mendayung lelepe yang telah menjadi tradisi turun temurun. Lomba ini bukan sekadar adu kecepatan di atas air, melainkan juga ajang silaturahmi yang mempertemukan sanak saudara, kerabat, dan teman-teman lama. Gelak tawa, sorak sorai, dan kehangatan persaudaraan mewarnai suasana pantai yang indah ini.
Evolusi Tradisi: Dari Mesin ke Dayung
Menurut penuturan warga setempat, tradisi lomba mendayung lelepe ini telah ada sejak lama. Dahulu, lomba serupa sempat menggunakan perahu bermesin. Namun, seiring waktu, tradisi ini kembali ke akarnya dengan menggunakan lelepe yang didayung secara manual. Hal ini menambah nilai tradisional dan tantangan tersendiri bagi para peserta. Lelepe yang digunakan dalam lomba ini umumnya berukuran panjang sekitar tiga meter dan lebar setengah meter, cukup untuk didayung oleh satu orang.
Lebih dari Sekadar Lomba: Wadah Pemersatu Masyarakat
Kepala Desa Pulau Saur Saebus, Marjuni, mengungkapkan bahwa lomba mendayung lelepe memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar ajang kompetisi. Kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi yang efektif bagi warga, mempererat persaudaraan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Partisipasi dalam lomba ini tidak terbatas pada warga Desa Saur Saebus saja, melainkan juga mengundang kehadiran warga dari desa-desa tetangga seperti Desa Sepangkur, Desa Sapeken, dan Desa Sepanjang. Hal ini memperluas jangkauan silaturahmi dan memperkuat ikatan sosial antar desa.
Upaya Peningkatan Fasilitas dan Kenyamanan Pengunjung
Mengingat antusiasme masyarakat terhadap tradisi ini, pemerintah desa terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana di Pantai Aloha. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung, terutama selama momen Lebaran. Selain itu, pengelola pantai juga menyediakan sarana sanitasi yang memadai dan memberikan kesempatan bagi warga untuk berjualan dengan mendirikan tenda semipermanen di sekitar pantai, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Harapan untuk Kerukunan yang Lebih Erat
Lebih lanjut, Marjuni berharap bahwa tradisi lomba mendayung lelepe ini dapat terus dilestarikan dan menjadi sarana untuk meningkatkan kerukunan antar warga. Melalui kegiatan yang positif dan menghibur ini, diharapkan potensi perselisihan dapat diminimalisir dan rasa persatuan semakin diperkuat. Dengan demikian, semangat kebersamaan dan tradisi luhur ini akan terus hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Kepulauan Sapeken.