Pasar Saham Indonesia Diprediksi Bergejolak Pasca-Lebaran: Antara Aksi Profit Taking dan Kebijakan Trump
Pasar Saham Indonesia Diprediksi Bergejolak Pasca-Lebaran: Antara Aksi Profit Taking dan Kebijakan Trump
Jakarta - Pasar saham Indonesia diperkirakan akan mengalami volatilitas setelah libur panjang Lebaran usai. Analis memprediksi adanya potensi koreksi akibat aksi ambil untung (profit taking) oleh para investor, terutama pada saham-saham perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, sentimen pasar selanjutnya akan sangat bergantung pada dua faktor utama: kinerja laporan keuangan emiten kuartal I-2025 dan perkembangan kebijakan tarif yang digagas oleh Donald Trump.
Presiden Direktur Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki level support kuat di area 6.220. Menurutnya, selama IHSG tidak menembus level tersebut, potensi koreksi lebih dalam hingga ke level 5.960 dapat dihindari. "Kemungkinan akan ada koreksi sementara ke area 6.220, tetapi kami optimis IHSG akan mampu pulih dan melanjutkan tren penguatannya," ujarnya.
Pada penutupan perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran, IHSG berada di level 6.510, menguat 0,59% atau 38,26 poin. Bernadus menekankan bahwa periode awal April 2025 akan menjadi krusial bagi pergerakan IHSG, seiring dengan dirilisnya laporan keuangan kuartal I-2025 oleh berbagai emiten. Investor akan mencermati secara seksama kinerja perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengambil keputusan investasi.
Selain itu, kebijakan ekonomi dan politik Donald Trump juga akan menjadi perhatian utama. Pasar akan mencari indikasi apakah kebijakan tersebut memberikan pengaruh terhadap pasar modal. Trump telah mengusulkan penerapan tarif timbal balik terhadap lebih dari 180 negara dan wilayah. Kebijakan ini berpotensi memicu perang dagang global dan berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Lebih lanjut, Bernadus menjelaskan bahwa minggu pertama dan kedua April 2025 juga bertepatan dengan periode cum date dividen bagi saham-saham bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Kondisi ini diperkirakan akan memicu aksi profit taking setelah para investor menerima dividen, yang berpotensi menekan kinerja IHSG dalam jangka pendek.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Saham Pasca-Lebaran:
- Aksi Profit Taking: Investor cenderung menjual saham setelah menerima dividen, terutama pada saham-saham yang telah mengalami kenaikan signifikan.
- Kinerja Emiten Kuartal I-2025: Laporan keuangan perusahaan akan memberikan gambaran tentang kondisi fundamental bisnis dan prospek pertumbuhan di masa depan.
- Kebijakan Donald Trump: Kebijakan ekonomi dan politik Trump, khususnya terkait tarif perdagangan, dapat memicu ketidakpastian dan mempengaruhi sentimen investor.
- Sentimen Regional dan Global: Kondisi pasar saham di kawasan Asia dan global juga akan turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan cermat dalam mengambil keputusan investasi. Analisis fundamental dan teknikal yang mendalam perlu dilakukan untuk memitigasi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan di tengah volatilitas pasar yang mungkin terjadi.
Kebijakan tarif timbal balik yang digagas Trump menuai kontroversi. Melalui daftar yang beredar di media sosial, Trump menetapkan tarif baru yang akan dikenakan Amerika Serikat untuk setiap negara dan wilayah termasuk Uni Eropa. Selain tarif yang diumumkan, Trump juga mengenakan tarif dasar senilai 10 persen bagi seluruh negara di luar daftar 180 negara tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global.