Tragedi SU7: Xiaomi Berduka dan Janjikan Investigasi Transparan atas Kecelakaan Maut di Anhui
Tragedi SU7: Xiaomi Berduka dan Janjikan Investigasi Transparan atas Kecelakaan Maut di Anhui
Kecelakaan tragis yang melibatkan mobil listrik SU7 milik Xiaomi di Anhui, Tiongkok, telah menewaskan tiga mahasiswi muda. CEO Xiaomi, Lei Jun, menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden tersebut dan menegaskan komitmen perusahaan untuk bekerja sama penuh dengan pihak berwenang dalam penyelidikan yang komprehensif dan transparan.
"Saya sangat terpukul atas kecelakaan yang terjadi pada malam tanggal 29 [April]," ujar Lei Jun melalui akun media sosialnya. "Kehilangan tiga nyawa muda adalah tragedi yang mendalam bagi keluarga, teman, dan kita semua. Atas nama Xiaomi, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dan simpati tulus kepada keluarga yang berduka."
Menyusul kejadian nahas ini, Xiaomi langsung membentuk tim investigasi khusus. Lei Jun menekankan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan perusahaan belum memiliki akses penuh ke kendaraan yang terlibat. Meskipun demikian, ia menjamin bahwa Xiaomi akan bertanggung jawab penuh dan tidak akan menghindar dari tanggung jawab apa pun yang mungkin timbul.
Pernyataan Resmi Xiaomi
Xiaomi Automobile Co. juga mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Sina Weibo mereka, menjawab beberapa pertanyaan yang muncul terkait kecelakaan tersebut. Berikut poin-poin penting dari pernyataan tersebut:
- Komunikasi dengan Keluarga Korban: Xiaomi mengklaim telah segera menghubungi pemilik kendaraan setelah kecelakaan. Namun, ditemukan bahwa mobil tersebut tidak dikemudikan oleh pemiliknya saat kejadian.
- Rumor Pemindahan Mobil ke Beijing: Perusahaan membantah rumor yang menyebutkan bahwa mobil yang terlibat kecelakaan diangkut kembali ke Beijing.
- Penyebab Kebakaran: Mengenai penyebab mobil terbakar setelah kecelakaan, Xiaomi menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan yang sedang berlangsung.
Detail Kecelakaan dan Bantahan Xiaomi
Berdasarkan laporan resmi Xiaomi, mobil yang terlibat kecelakaan adalah versi standar SU7 yang menggunakan sistem navigasi berbasis visi tanpa LiDAR. Saat kejadian, mobil berada dalam mode Navigation on Autopilot (NOA) dengan kecepatan 116 km/jam. Mobil tersebut mendekati zona konstruksi yang menghalangi jalur, yang kemudian memicu peringatan dari sistem dan upaya perlambatan. Pengemudi kemudian mengambil alih kendali dan mengerem, tetapi tabrakan dengan tiang beton tidak terhindarkan dan terjadi pada kecepatan 97 km/jam.
Laporan awal dari media Tiongkok menyebutkan bahwa mobil terbakar setelah tabrakan dan pintu tidak dapat dibuka, menyebabkan penumpang terjebak di dalam. Namun, Xiaomi membantah klaim ini, menjelaskan bahwa setiap pintu SU7 dilengkapi dengan pegangan darurat mekanis yang berfungsi bahkan jika baterai mobil rusak.
Respon Otomatis dan Penyelidikan Lanjutan
Pasca kecelakaan, sistem panggilan darurat kendaraan (eCall) secara otomatis menghubungi layanan darurat. Polisi dan petugas medis tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 11 malam. Investigasi menyeluruh terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan dan memastikan keselamatan pengemudi serta penumpang di masa mendatang.
Tragedi ini telah memicu diskusi luas di media sosial Tiongkok, dengan banyak pengguna menyuarakan keprihatinan tentang protokol keamanan kendaraan listrik (EV) dan menyerukan penyelidikan yang teliti. Xiaomi berkomitmen untuk bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dan memberikan informasi yang transparan kepada publik seiring berjalannya penyelidikan.
Kecelakaan ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi otonom. Industri otomotif dan pembuat kebijakan harus terus berupaya meningkatkan standar keselamatan dan memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab untuk melindungi nyawa manusia.