UNESCO Tekankan Prioritas Gizi dalam Program Makanan Sekolah Demi Masa Depan Anak-Anak

UNESCO Dorong Pemerintah Dunia Tingkatkan Kualitas Gizi Makanan Sekolah

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk memprioritaskan kualitas gizi dalam program makanan sekolah. Seruan ini muncul seiring dengan kekhawatiran atas kurangnya regulasi dan pengawasan terhadap makanan yang disajikan kepada siswa, yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan dan kemampuan belajar mereka.

Laporan UNESCO yang berjudul "Education and Nutrition: Learn to Eat Well" mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan. Studi yang dilakukan oleh UNESCO menunjukkan bahwa lebih dari seperempat makanan sekolah secara global tidak dirancang oleh ahli gizi. Padahal perencanaan gizi yang tepat sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak. Dari 187 negara yang ditinjau, hanya 93 negara yang memiliki pedoman resmi atau undang-undang terkait makanan yang disajikan di sekolah. Ini berarti bahwa mayoritas negara di dunia tidak memiliki aturan yang jelas mengenai nutrisi yang diberikan kepada siswa.

Kurangnya regulasi ini memicu kekhawatiran tentang kesehatan anak-anak. Obesitas pada anak-anak usia sekolah telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1990. Makanan yang tidak sehat dan kurang bergizi dapat menjadi faktor utama dalam masalah ini. Padahal, makanan bergizi di sekolah terbukti meningkatkan angka pendaftaran siswa sebesar 9 persen dan meningkatkan tingkat kehadiran di sekolah sebesar 8 persen. Selain itu, makanan yang tepat juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan konsentrasi siswa.

UNESCO merekomendasikan beberapa langkah penting untuk mengatasi masalah ini:

  • Penggunaan Bahan Lokal dan Segar: Sekolah harus memprioritaskan penggunaan bahan-bahan segar yang diproduksi secara lokal. Ini akan mendukung petani lokal, meningkatkan kualitas gizi makanan, dan mengurangi emisi karbon dari transportasi makanan.
  • Integrasi Pendidikan Gizi dalam Kurikulum: Sekolah harus memasukkan pendidikan tentang makanan dan nutrisi ke dalam kurikulum. Hal ini akan membantu siswa memahami pentingnya nutrisi, mengembangkan kebiasaan makan yang sehat, dan membuat pilihan makanan yang cerdas.
  • Pengawasan dan Regulasi yang Ketat: Pemerintah harus membuat dan menerapkan regulasi yang ketat terkait makanan yang disajikan di sekolah, termasuk yang dijual di kantin dan mesin penjual otomatis.

Daniel Humm, Koki Michelin dan Duta Niat Baik UNESCO, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan makan yang sehat di sekolah. "Sekolah harus menjadi tempat untuk menumbuhkan kebiasaan sehat, bukan merusaknya," katanya. Ia menambahkan bahwa pendidikan tentang makanan akan memberdayakan siswa untuk membuat pilihan makanan yang tepat.

UNESCO menyoroti beberapa program makanan sekolah yang sukses sebagai contoh. Di Brasil, sekolah membatasi produk olahan, sementara di China, susu, telur, dan sayuran diperkenalkan ke sekolah-sekolah pedesaan. Di India, pengenalan jewawut organik meningkatkan daya ingat dan rentang perhatian remaja.

Untuk membantu pemerintah meningkatkan gizi dalam sistem pendidikan, UNESCO mengembangkan perangkat baru termasuk manual praktis dan program pelatihan.

Inisiatif UNESCO ini diharapkan dapat mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk memprioritaskan gizi dalam program makanan sekolah. Dengan memastikan bahwa siswa mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi, kita dapat meningkatkan kesehatan, kemampuan belajar, dan masa depan mereka.