Strategi Konsumsi Sahur Kilat: Rekomendasi Ahli Gizi untuk Puasa Optimal
Strategi Konsumsi Sahur Kilat: Rekomendasi Ahli Gizi untuk Puasa Optimal
Menyesuaikan diri dengan jadwal puasa Ramadhan, khususnya bagi mereka yang terbiasa bangun kesiangan, seringkali menghadirkan tantangan tersendiri. Banyak yang mengalami kesulitan mengatur waktu sahur, bahkan kerap terlambat hingga mendekati waktu imsak. Kondisi ini berisiko menimbulkan ketidaknyamanan pencernaan akibat konsumsi makanan yang terburu-buru atau bahkan puasa tanpa sahur sama sekali. Namun, ahli gizi memberikan solusi praktis untuk mengatasi situasi ini dan memastikan ibadah puasa tetap optimal.
Fitri Hudayani, ahli gizi dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, menekankan pentingnya pilihan makanan yang tepat saat sahur mepet. Ia menyarankan untuk menghindari makan besar yang terburu-buru, yang justru dapat memicu masalah pencernaan. Sebagai alternatif, Fitri merekomendasikan konsumsi makanan dan minuman yang padat energi namun mudah dicerna. Hal ini sangat krusial untuk menjaga stamina tubuh sepanjang hari puasa.
Berikut beberapa pilihan rekomendasi yang disampaikan oleh Fitri:
- Minuman Sari Buah: Merupakan pilihan tepat karena kaya akan energi dan mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan gula alami memberikan asupan energi cepat tanpa membebani sistem pencernaan.
- Sari Kacang Hijau: Kaya akan nutrisi dan serat, sari kacang hijau juga menjadi pilihan yang baik untuk sahur kilat. Minuman ini memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan minuman manis biasa.
- Susu: Sumber protein dan kalsium yang baik, susu juga membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Pilih susu rendah lemak untuk mengurangi beban pencernaan.
- Makanan Cair Lainnya: Berbagai jenis sup atau bubur yang mudah dicerna juga bisa menjadi alternatif. Pastikan makanan tersebut mengandung nutrisi yang cukup.
Fitri menyarankan untuk mempersiapkan pilihan makanan dan minuman di atas sebelumnya agar mudah diakses ketika waktu sahur tiba. Penting untuk tetap memperhatikan jumlah asupan, meskipun waktu sempit. Konsumsi yang terlalu sedikit akan berdampak pada energi dan stamina sepanjang hari. "Tapi, tentunya [dikonsumsi] dalam jumlah cukup. Jangan terlalu kurang, nanti tenaganya kurang," tegas Fitri.
Selain pilihan makanan, pengaturan aktivitas juga sangat penting. Bagi mereka yang telat sahur dan hanya mengonsumsi sedikit makanan, Fitri menganjurkan untuk membatasi aktivitas yang terlalu berat dan menguras energi. Hal ini untuk menghindari kelelahan dan mencegah keinginan untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan saat berbuka. Mengonsumsi makanan secara berlebihan saat berbuka dapat berdampak buruk pada kesehatan dan mengganggu ibadah puasa di hari berikutnya.
Kesimpulannya, menyesuaikan diri dengan waktu sahur yang mepet bukan berarti harus mengorbankan kesehatan dan ibadah puasa. Dengan strategi konsumsi yang tepat dan pengaturan aktivitas yang bijak, kita dapat tetap menjalankan ibadah puasa dengan optimal dan penuh energi. Perencanaan dan persiapan menjadi kunci utama dalam meraih puasa yang sehat dan penuh keberkahan.