Kasus Pemerkosa Berantai Zhenhao Zou: Puluhan Korban Baru Bermunculan, Investigasi Meluas
Kasus Pemerkosa Berantai Zhenhao Zou: Puluhan Korban Baru Bermunculan, Investigasi Meluas
Kasus Zhenhao Zou, mahasiswa S3 asal China yang telah divonis bersalah atas serangkaian pemerkosaan dan pembiusan di London, Inggris, terus bergulir. Terbaru, 23 perempuan lainnya melaporkan dugaan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Zou, meningkatkan kekhawatiran akan skala kejahatan yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Kepolisian Inggris, yang sebelumnya telah menemukan bukti video yang mengindikasikan adanya puluhan korban lain, kini meyakini bahwa jumlah korban Zou jauh lebih banyak.
Korban Mulai Bersuara
Setelah persidangan Zou bulan lalu, keberanian para korban untuk bersuara semakin meningkat. Dua perempuan yang baru-baru ini menghubungi polisi dengan tuduhan baru, berbagi pengalaman traumatis mereka dengan BBC World Service. Salah seorang korban mengaku diperkosa oleh Zou di China setelah minumannya dicampur obat yang membuatnya sadar namun tidak berdaya. Korban lainnya menceritakan bagaimana Zou membiusnya di London dan merekam pelecehan seksual terhadapnya saat ia tidak sadarkan diri. Pengakuan ini hanyalah sebagian kecil dari gelombang laporan yang masuk ke pihak kepolisian.
Pengakuan Korban dan Dampak Psikologis
Beberapa korban mengungkapkan perasaan bersalah karena baru mengetahui bahwa Zou telah melecehkan banyak perempuan. Mereka merasa jika mereka berbicara lebih awal, mungkin jumlah korban bisa diminimalkan. Salah satu korban, yang disebut Alice (bukan nama sebenarnya), menceritakan pengalamannya diserang oleh Zou di London pada tahun 2021. Alice merasa baru mampu melaporkan kejadian tersebut setelah melihat Zou diadili bulan lalu. Dia mengaku tidak menyadari bahwa apa yang dialaminya adalah tindak pidana yang bisa dilaporkan.
Alice pertama kali bertemu Zou saat clubbing di London bersama teman-teman mahasiswa China lainnya. Mereka bertukar akun WeChat dan kemudian diundang ke apartemen mewah Zou di Bloomsbury untuk 'minum-minum'. Alice menceritakan bahwa ia dan temannya minum dari salah satu botol minuman beralkohol yang sudah terbuka, sementara Zou minum dari botol yang lain. Tak lama kemudian, Alice merasa pusing dan mengantuk, sementara temannya yang biasanya kuat minum, tiba-tiba mabuk berat. Saat Alice mencoba pulang, Zou meyakinkannya untuk tidur di kamarnya karena alasan keamanan.
Keesokan paginya, Alice terbangun saat Zou melepas celananya. Ia melihat cahaya senter dari ponsel di atas kepalanya dan menyadari bahwa Zou sedang merekamnya. Ketika Alice mencoba melarikan diri, Zou menariknya kembali ke kamar tidur dengan paksa. Setelah mengancam akan berteriak minta tolong, Zou melepaskannya. Zou kemudian meminta Alice untuk tidak mempermasalahkan kejadian tersebut atau melapor ke polisi. Meskipun Zou menghubunginya keesokan harinya, Alice mengabaikannya dan tidak pernah berhubungan lagi dengannya.
Tantangan Melaporkan Kekerasan Seksual bagi Warga Asing
Sarah Yeh, pengurus Asosiasi Perempuan Asia Tenggara dan Timur di London, menyoroti tantangan yang dihadapi warga negara asing dalam melaporkan kejahatan seksual di Inggris. Korban mungkin tidak memahami hak-hak mereka, sumber daya yang tersedia, atau khawatir akan dampak negatif pada studi mereka. Ketakutan akan rasa malu dan potensi masalah hukum juga menjadi penghalang bagi korban untuk melapor.
Saksi Memberikan Kesaksian
Seorang teman laki-laki Alice, yang disebut Jie (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan bahwa ia telah memutuskan semua kontak dengan Zou setelah mengetahui bahwa Zou telah mencampur minuman seorang perempuan dengan obat bius. Jie mengaku bahwa Zou pernah menawarkan untuk bekerja sama dengannya dalam mencari perempuan yang minumannya bisa dicampur dengan obat bius, namun ia menolak tawaran tersebut. Jie telah memperingatkan teman-temannya tentang Zou, namun tidak melaporkan kejadian tersebut ke polisi karena merasa tidak nyaman dengan kenangan tersebut dan percaya bahwa kesaksian para perempuan sudah cukup untuk menghukum Zou.
Kasus Lain Muncul di China
Seorang perempuan muda lain, yang disebut Rachel, melaporkan bahwa ia dibius dan diperkosa oleh Zou pada tahun 2022 di kota asalnya, Dongguan, China. Rachel bertemu Zou secara daring dan pergi berkencan dengannya. Ia mengira mereka akan pergi ke bar, namun malah berakhir di rumah Zou sebuah vila besar yang diklaim sebagai salah satu properti keluarganya. Saat Zou mencampur koktail berwarna hijau untuknya, Rachel mulai merasa pusing. Ia dibawa ke kamar tidur dan menjadi tidak berdaya sebelum diperkosa oleh Zou. Rachel awalnya ragu untuk melaporkan kejadian tersebut karena khawatir akan sulit membuktikan tidak adanya persetujuan dan takut akan stigma di kota kecilnya.
Investigasi Berlanjut
Kevin Southworth, yang memimpin perlindungan publik di Kepolisian Metropolitan London, menyatakan bahwa stafnya masih memproses 23 potensi kasus baru. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa korban tidak identik dengan para korban yang ditampilkan dalam rekaman rahasia Zou. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Southworth menambahkan bahwa persidangan kedua untuk Zou belum dikesampingkan dan ada kemungkinan kasus ini akan didiskusikan dengan penuntut.
Polisi Menyesali Penanganan Awal Kasus
BBC juga mewawancarai dua korban yang telah diidentifikasi polisi sebelum persidangan Zou. Salah satunya, Beth, diperkosa oleh Zou pada tahun 2023 dan mencoba melaporkan kejahatan tersebut, namun kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan kasusnya karena merasa tidak yakin dengan hukum Inggris dan frustrasi dengan komunikasi awalnya dengan polisi. Beth kemudian memposting peringatan di media sosial, yang mendorong korban lain, Clara, untuk menghubungi polisi. Polisi Metropolitan London menyatakan penyesalan atas bagaimana mereka awalnya menangani laporan dari Beth dan meluncurkan pelatihan tambahan untuk semua petugas garis depan.
Clara, yang juga diperkosa oleh Zou setelah keluar malam di Pecinan London, memberikan kesaksian melalui video yang didukung oleh Kepolisian Metropolitan London yang mengirim dua petugas ke China untuk mendampinginya. Pihak berwenang China juga memberikan dukungan penuh dalam kasus ini.
Beth dan Clara berharap keberanian mereka dapat mendorong perempuan lain untuk melaporkan kekerasan seksual. Kepolisian Metropolitan London juga mengimbau para korban untuk melapor, di mana pun mereka berada di dunia.
Peringatan: Artikel ini mengandung deskripsi kekerasan seksual.
Jika Anda memiliki informasi tentang kasus ini dan ingin membagikan dengan kami, silakan hubungi kami.