Bendung Telake: Pilar Kedaulatan Pangan Kalimantan Timur dan Ibu Kota Nusantara
Bendung Telake: Pilar Kedaulatan Pangan Kalimantan Timur dan Ibu Kota Nusantara
Pembangunan Bendung Gerak Sungai Telake di Kalimantan Timur menjadi kunci penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan di wilayah tersebut, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Paser. Ketua DPRD Kabupaten PPU, Raup Muin, menekankan bahwa keberadaan bendung ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian lokal, tetapi juga menjadi penopang utama dalam memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun.
"Bendung Gerak Sungai Telake diharapkan segera terealisasi karena dapat mewujudkan kedaulatan pangan di dua kabupaten," ujar Raup Muin, menyoroti urgensi proyek ini bagi masa depan pertanian dan ketahanan pangan Kalimantan Timur.
Potensi Irigasi yang Luas
Bendung Gerak Telake memiliki potensi besar dalam mengairi lahan pertanian yang luas, diperkirakan mencapai 14.000 hektar di Kabupaten Paser dan 8.000 hektar di Kecamatan Babulu, Kabupaten PPU. Dengan sistem irigasi yang memadai, hasil panen padi dapat ditingkatkan secara signifikan, dari 3-4 ton per hektar menjadi potensi tiga kali panen dalam setahun.
- Peningkatan Produktivitas: Irigasi yang terjamin akan membebaskan petani dari ketergantungan pada air hujan, yang selama ini menjadi kendala utama dalam meningkatkan hasil pertanian.
- Ketahanan Pangan: Dengan peningkatan produksi padi, Kalimantan Timur dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, sehingga memperkuat ketahanan pangan regional.
Penyangga Utama IKN
Sebagai infrastruktur penyangga IKN, Bendung Gerak Sungai Telake akan menjadi sumber pasokan pangan yang vital bagi ibu kota baru Indonesia. Ketersediaan air yang terjamin akan mendukung pertanian lokal dan memastikan ketersediaan pangan yang stabil bagi penduduk IKN.
Selain manfaat irigasi, bendung ini juga berpotensi sebagai sumber air bersih dan pengendali banjir, memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat sekitar. Hal ini menjadikan Bendung Gerak Sungai Telake sebagai investasi strategis yang memberikan dampak positif yang luas bagi wilayah Kalimantan Timur dan IKN.
Progres dan Tantangan
Saat ini, lahan seluas 74,307 hektar telah dibebaskan pada tahun 2020, mencakup wilayah Kabupaten PPU dan Kabupaten Paser. Namun, pembangunan fisik bendung masih menunggu realisasi, dengan perkiraan anggaran sebesar Rp 759,8 miliar.
DPRD Kabupaten PPU mendesak pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan Bendung Gerak Sungai Telake, mengingat pentingnya infrastruktur ini dalam mendukung keberhasilan IKN dan mewujudkan kedaulatan pangan di Kalimantan Timur.
Dengan terealisasinya Bendung Gerak Sungai Telake, diharapkan tidak hanya kedaulatan pangan di Kalimantan Timur yang terwujud, tetapi juga kesejahteraan petani meningkat dan kebutuhan pangan IKN terpenuhi secara berkelanjutan. Proyek ini menjadi simbol komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Timur.