Pria Konawe Selatan Akhiri Hidup Diduga Akibat Depresi Ditinggal Istri Jadi Pekerja Migran
Pria di Konawe Selatan Ditemukan Meninggal Gantung Diri: Diduga Depresi Akibat Ditinggal Istri Bekerja di Taiwan
Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara - Seorang pria berinisial SA (39) ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di Desa Tonduno, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, pada hari Kamis, 3 April 2025. Peristiwa tragis ini diduga kuat dipicu oleh depresi yang dialami korban setelah ditinggal istrinya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan selama lima tahun terakhir.
Kapolsek Ranomeeto, AKP Ansar Ali, menjelaskan bahwa penemuan jasad korban bermula ketika kakak kandung SA menemukannya di dekat rumah mereka. Menyadari kondisi SA, sang kakak segera memberitahukan kejadian tersebut kepada warga sekitar dan melaporkannya kepada pihak kepolisian.
"Korban ditemukan dalam kondisi sudah kaku dengan leher terjerat tali nilon yang terikat pada pohon jambu," ungkap AKP Ansar melalui pesan singkat.
Menurut keterangan dari pihak keluarga, SA mengalami tekanan emosional yang berat akibat perpisahan dengan istrinya yang bekerja di luar negeri. Korban juga mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan sang istri, yang semakin memperburuk kondisi mentalnya. SA diketahui memiliki dua orang anak.
"Keterangan dari keluarga menyebutkan bahwa korban mengalami depresi karena ditinggal istrinya bekerja di Taiwan selama lima tahun dan kesulitan berkomunikasi dengannya," imbuh AKP Ansar.
Pihak kepolisian awalnya berencana untuk melakukan visum terhadap jenazah SA. Namun, pihak keluarga menolak tindakan tersebut dan memilih untuk segera memakamkan korban.
Sebelum mengakhiri hidupnya, SA yang berprofesi sebagai petani sempat menyampaikan pesan terakhir kepada anaknya. Ia meminta agar setelah kematiannya, sang anak membacakan Surah Yasin.
"Korban sempat berpesan kepada anaknya untuk membacakan Surah Yasin setelah ia meninggal," pungkas Kapolsek Ranomeeto.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama bagi individu yang menghadapi situasi sulit seperti perpisahan dengan orang terkasih atau kesulitan ekonomi.
Dampak Psikologis Pekerja Migran dan Keluarga yang Ditinggalkan
Kasus yang dialami SA menyoroti dampak psikologis yang seringkali dialami oleh keluarga yang ditinggalkan oleh anggota keluarga yang bekerja sebagai pekerja migran. Jauhnya jarak, minimnya komunikasi, dan beban ekonomi yang berat dapat menjadi faktor pemicu depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.
Pentingnya Dukungan Psikososial
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu meningkatkan program dukungan psikososial bagi para pekerja migran dan keluarga yang ditinggalkan. Dukungan ini dapat berupa konseling, pelatihan keterampilan mengatasi stres, dan forum diskusi untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama.
Tanda-tanda Depresi yang Perlu Diwaspadai
Berikut adalah beberapa tanda-tanda depresi yang perlu diwaspadai:
- Merasa sedih atau putus asa
- Kehilangan minat atau kesenangan pada hal-hal yang biasanya dinikmati
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak
- Merasa lelah atau tidak berenergi
- Sulit berkonsentrasi atau membuat keputusan
- Merasa tidak berharga atau bersalah
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda depresi, segera cari bantuan profesional.
Kontak Darurat untuk Bantuan Kesehatan Mental
Berikut adalah beberapa kontak darurat yang dapat dihubungi untuk mendapatkan bantuan kesehatan mental:
- Layanan Kesehatan Jiwa Kemenkes RI: 119 ext 8
- Yayasan Pulih: 021-78842575
- Into The Light Indonesia: https://www.intothelightid.org/
Catatan: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan tidak menggantikan nasihat profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah kesehatan mental, segera cari bantuan dari profesional yang berkualifikasi.