Eskalasi Tarif Impor Trump Picu Kekhawatiran Resesi Global: Analisis JP Morgan Ungkap Peningkatan Risiko

Kekhawatiran Resesi Global Meningkat Akibat Kebijakan Tarif Impor AS

Gelombang kekhawatiran melanda perekonomian global seiring dengan meningkatnya risiko resesi. Pemicunya adalah kebijakan tarif impor yang agresif oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang memicu aksi balasan dari berbagai negara dan berpotensi mengganggu rantai pasokan global.

JP Morgan Research dalam laporan terbarunya mengungkapkan bahwa risiko resesi global tahun ini telah meningkat signifikan menjadi 40%. Angka ini melonjak dari proyeksi awal tahun 2025 yang berada di angka 30%. Peningkatan tajam ini menjadi sinyal peringatan bagi para pelaku ekonomi dan pembuat kebijakan di seluruh dunia.

"Kami melihat risiko resesi global yang jauh lebih tinggi karena kebijakan perdagangan AS," ujar Kepala Ekonom Global J.P. Morgan, Bruce Kasman. "Pergeseran pemerintah dalam penerapan kebijakan tarif dan potensi dampaknya pada sentimen pasar telah berkontribusi pada peningkatan risiko ini secara keseluruhan."

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump sejak awal masa jabatannya memang telah menimbulkan gejolak dalam perdagangan internasional. Langkah-langkah ini, yang diklaim bertujuan untuk melindungi kepentingan AS, justru memicu perang dagang dengan berbagai negara mitra, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, dan Kanada.

Dampak Kebijakan Tarif terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

JP Morgan Research juga merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS sebagai akibat dari kebijakan tarif ini. PDB AS diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 0,2 poin persentase, menjadi 1,3%. Sementara itu, inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS untuk tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 2,7%, naik 0,2%. Inflasi inti juga diproyeksikan meningkat 0,3% menjadi 3,1%.

"Pertumbuhan yang memburuk dan inflasi yang meningkat menempatkan The Fed dalam dilema yang menantang," kata Kepala Ekonom J.P. Morgan AS, Michael Feroli. "Jika pasar tenaga kerja tetap kuat, ada alasan kuat untuk mempertahankan suku bunga. Namun, lingkungan bisnis yang semakin menantang meningkatkan risiko terjadinya kemerosotan pasar tenaga kerja."

Prospek Pertumbuhan Global Tertekan

Estimasi pertumbuhan PDB riil global tahun 2025 juga mengalami penurunan akibat meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan dan dampak tarif balasan terhadap mitra dagang asing. Pertumbuhan PDB riil global kini diperkirakan sebesar 1,6% untuk tahun ini, turun 0,3% dari estimasi sebelumnya. Ketidakpastian kebijakan perdagangan diperkirakan akan membebani pertumbuhan aktivitas ekonomi, terutama belanja modal.

Dampak Inflasi ke Konsumen

"Tarif yang telah diberlakukan akan menciptakan peningkatan inflasi umum, sehingga mendorong kenaikan harga konsumen sebesar 0,2 poin persentase," tambah Feroli. Kenaikan harga konsumen ini berpotensi mengurangi daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Saran dan Rekomendasi

Melihat kondisi ini ada beberapa saran yang dapat di lakukan pemerintah, Bank Sentral dan Pelaku usaha untuk dapat mencegah terjadinya resesi global.

  • Diversifikasi Pasar Ekspor: Pemerintah dapat membantu pelaku usaha untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, dengan fokus pada negara-negara yang tidak terlibat langsung dalam perang dagang.
  • Insentif Investasi: Pemerintah dapat memberikan insentif investasi kepada perusahaan yang bersedia berinvestasi dalam teknologi dan inovasi, sehingga meningkatkan daya saing produk.
  • Pengendalian Inflasi: Bank Sentral harus berupaya mengendalikan inflasi dengan kebijakan moneter yang tepat, seperti menaikkan suku bunga secara bertahap.
  • Efisiensi Produksi: Pelaku usaha harus berupaya meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi, sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif.

Dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, diharapkan dampak negatif dari kebijakan tarif impor AS terhadap perekonomian global dapat diminimalkan dan risiko resesi dapat dihindari. Kerja sama internasional dan dialog yang konstruktif antara negara-negara mitra dagang juga menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global di tengah ketidakpastian ini.