Tragedi di Sungai Maya: Bocah 9 Tahun Jadi Korban Serangan Buaya Raksasa

Tragedi di Sungai Maya: Bocah 9 Tahun Jadi Korban Serangan Buaya Raksasa

Sungai Maya di Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menjadi saksi bisu sebuah tragedi memilukan. Holiv Fatur, seorang bocah berusia 9 tahun, dilaporkan hilang setelah diseret seekor buaya berukuran jumbo saat berenang di sungai tersebut.

Kejadian nahas ini terjadi pada hari Rabu, 2 April 2025, ketika Holiv tengah menikmati segarnya air sungai di belakang pondok milik pamannya. Ia tidak sendirian, melainkan ditemani oleh saudara dan sepupunya. Tanpa disadari, bahaya mengintai dari dalam air.

Menurut keterangan Kapolsek Pulau Derawan, AKP Iwan Purwanto, insiden bermula ketika saksi mata melihat seekor buaya mendekati ketiga anak tersebut. Saksi segera berteriak memperingatkan mereka untuk segera naik ke darat. Sayangnya, Holiv tidak menggubris peringatan tersebut dan tetap asyik berenang. Nahas, dalam hitungan detik, buaya berukuran lebih dari 5 meter itu menerkam Holiv dan menyeretnya ke kedalaman sungai.

"Saksi sempat meneriaki mereka untuk naik karena ada buaya. Namun korban tidak percaya dan tetap berenang. Kemudian korban diterkam dan diseret buaya ke dalam sungai," jelas AKP Iwan Purwanto.

Tim gabungan dari kepolisian, Basarnas, dan warga setempat segera melakukan pencarian intensif terhadap Holiv. Namun, hingga berita ini diturunkan, korban belum berhasil ditemukan. Kondisi sungai yang keruh dan keberadaan buaya yang agresif menjadi kendala utama dalam proses pencarian.

Keterangan Saksi Mata Mengungkap Ukuran Buaya yang Mengerikan

Keterangan saksi mata yang melihat langsung kejadian tersebut menggambarkan ukuran buaya yang sangat besar. Menurut mereka, panjang buaya diperkirakan lebih dari 5 meter. Bahkan, lebarnya kepala buaya saja setara dengan dua papan, sementara lebar badannya mencapai satu meter.

"Lebih kalau 5 meter, soalnya dari keterangan saksi kepalanya saja lebarnya 2 papan dan badannya lebar 1 meter, itu memang buaya penunggu di situ," ungkap seorang saksi.

Sungai Maya Dikenal Sebagai Habitat Buaya

Sungai Maya memang dikenal sebagai habitat buaya. Masyarakat setempat meyakini bahwa terdapat buaya "penunggu" di sungai tersebut. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus serangan buaya terhadap manusia di wilayah Kalimantan Timur. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Pencarian Terus Dilakukan

Upaya pencarian terhadap Holiv Fatur terus dilakukan oleh tim gabungan. Keluarga korban dan masyarakat setempat berharap agar Holiv segera ditemukan, meskipun kemungkinan untuk selamat sangat kecil. Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan waspada saat beraktivitas di sungai yang menjadi habitat buaya.

Langkah Preventif yang Mendesak

Insiden tragis ini menggarisbawahi perlunya langkah-langkah preventif yang lebih efektif untuk melindungi masyarakat dari serangan buaya. Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Pemasangan Papan Peringatan: Memasang papan peringatan di sekitar sungai yang menjadi habitat buaya untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya yang mengintai.
  • Sosialisasi dan Edukasi: Meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghindari serangan buaya dan pentingnya menjaga jarak dari habitat buaya.
  • Patroli Rutin: Melakukan patroli rutin di sekitar sungai untuk memantau aktivitas buaya dan mencegah interaksi antara manusia dan buaya.
  • Relokasi Buaya: Jika memungkinkan, melakukan relokasi buaya ke habitat yang lebih aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

Diharapkan, dengan penerapan langkah-langkah tersebut, kejadian serupa dapat dicegah dan masyarakat dapat beraktivitas dengan aman di sekitar sungai.