Saham Apple Terjun Bebas Akibat Kebijakan Tarif Impor Trump: Penurunan Terburuk dalam Lima Tahun Terakhir
Dampak Kebijakan Tarif Impor Trump: Saham Apple Anjlok Tajam
Pengumuman kebijakan tarif impor baru oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengguncang pasar saham, khususnya sektor teknologi. Apple, raksasa teknologi asal Cupertino, California, menjadi salah satu perusahaan yang paling terpukul. Data terbaru menunjukkan penurunan nilai saham yang signifikan, mencatatkan rekor terburuk dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Companiesmarketcap.com, pada penutupan perdagangan Kamis (3/4/2025), saham Apple merosot tajam sekitar 9 persen, mencapai angka 203 dollar AS per lembar. Padahal, sehari sebelumnya, saham perusahaan masih diperdagangkan di angka 223 dollar AS. Penurunan dramatis ini menghapus miliaran dollar dari kapitalisasi pasar Apple.
Valuasi Pasar Apple Merosot
Akibat penurunan harga saham, valuasi pasar Apple juga mengalami penurunan signifikan. Kapitalisasi pasar perusahaan kini berada di angka 3 triliun dollar AS, turun dari 3,3 triliun dollar AS pada akhir Maret 2025. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tarif impor terhadap prospek bisnis Apple.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan
Kebijakan tarif impor yang diumumkan Trump menimbulkan sentimen negatif di pasar terhadap Apple. Perusahaan mengandalkan rantai pasokan global yang luas, termasuk impor komponen dari negara-negara seperti China dan Vietnam. Kenaikan tarif impor berpotensi meningkatkan biaya produksi dan harga jual produk Apple di pasar AS.
- Kenaikan Harga Produk: Tarif impor yang lebih tinggi dapat memaksa Apple untuk menaikkan harga produknya, seperti iPhone, iPad, iMac, dan MacBook. Kenaikan harga ini dapat mengurangi daya beli konsumen dan menurunkan permintaan produk Apple.
- Gangguan Rantai Pasokan: Kebijakan tarif impor dapat mengganggu rantai pasokan global Apple, menyebabkan penundaan produksi dan pengiriman produk. Ketidakpastian dalam rantai pasokan dapat merugikan penjualan dan profitabilitas perusahaan.
- Sentimen Pasar: Pengumuman tarif impor Trump telah menciptakan sentimen negatif di pasar terhadap saham-saham teknologi, termasuk Apple. Investor cenderung menghindari aset berisiko di tengah ketidakpastian ekonomi dan perdagangan.
Dampak pada Perusahaan Teknologi Lainnya
Selain Apple, perusahaan teknologi besar lainnya juga merasakan dampak dari kebijakan tarif impor Trump. Amazon, Tesla, Nvidia, dan Meta mengalami penurunan harga saham antara 4 hingga 7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan tarif impor memiliki dampak luas terhadap sektor teknologi.
Rincian Kebijakan Tarif Impor Trump
Trump mengumumkan tarif timbal balik yang berlaku bagi lebih dari 180 negara dan wilayah. Indonesia dikenai tarif impor sebesar 32 persen, lebih rendah dari China yang dikenai tarif 34 persen. Negara-negara Asia Tenggara lainnya juga terkena dampak, dengan Malaysia dikenai tarif 24 persen, Filipina 17 persen, dan Singapura 10 persen. Vietnam dan Thailand dikenai tarif yang lebih tinggi, masing-masing 46 persen dan 36 persen.
Selain tarif terhadap negara tertentu, Trump juga menerapkan tarif dasar 10 persen bagi semua negara di luar daftar tersebut. Ia juga memiliki hak untuk menaikkan tarif dasar jika kapasitas dan produksi manufaktur AS terus menurun.
Kesimpulan
Kebijakan tarif impor Trump telah memicu gejolak di pasar saham, khususnya sektor teknologi. Penurunan harga saham Apple menjadi sorotan utama, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tersebut terhadap bisnis perusahaan. Dampak jangka panjang dari kebijakan tarif impor terhadap Apple dan perusahaan teknologi lainnya masih belum pasti, tetapi dapat dipastikan bahwa kebijakan ini akan terus memengaruhi sentimen pasar dan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang.