Perebutan TikTok Memanas: Lima Korporasi Raksasa AS Bersaing Ketat Jelang Tenggat Waktu Divestasi
Persaingan Sengit Mengakuisisi TikTok di Tengah Tekanan Regulasi AS
Nasib TikTok di Amerika Serikat berada di persimpangan jalan, tertekan oleh tenggat waktu divestasi yang semakin dekat, yakni 5 April 2025. Kebijakan yang diinisiasi oleh pemerintahan sebelumnya, dan diperkuat oleh undang-undang yang disahkan oleh Kongres, memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk melepaskan kendali atas platform media sosial populer ini di pasar AS.
Undang-Undang Perlindungan Orang Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing, yang disahkan pada Maret 2024 dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Joe Biden pada April 2024, menuntut agar TikTok beroperasi secara independen di AS atau dijual kepada entitas non-China. Jika tidak, TikTok menghadapi risiko pemblokiran total dari pasar AS.
Menjelang tenggat waktu tersebut, beberapa perusahaan besar AS telah menyatakan minat serius untuk mengakuisisi TikTok, menandakan pertempuran korporasi yang signifikan untuk mengendalikan platform yang memiliki jutaan pengguna aktif di AS.
Menurut laporan dari The Information, ada wacana tentang pembentukan "TikTok America," sebuah entitas baru di mana investor AS akan memiliki mayoritas saham (50%), investor ByteDance yang ada memegang sepertiga saham, dan ByteDance mempertahankan 19,9% saham. Meskipun demikian, pengalaman pengguna TikTok di AS diharapkan tetap sama.
Berikut adalah daftar perusahaan yang secara aktif mempertimbangkan atau telah mengajukan tawaran untuk membeli TikTok:
- Amazon: Raksasa e-commerce ini telah secara resmi menyatakan minatnya untuk mengakuisisi TikTok melalui surat kepada para pejabat pemerintah AS. Amazon memiliki ambisi yang sudah lama ada untuk memperluas kehadiran media sosialnya, yang bertujuan untuk meningkatkan bisnis marketplace-nya dan menarik audiens yang lebih muda. Meskipun menutup platform foto dan video pendek ala TikTok, Inspire, awal tahun 2025, minat Amazon pada TikTok menunjukkan strategi berkelanjutan untuk masuk ke pasar media sosial.
- AppLovin: Perusahaan teknologi yang menggunakan data dan kecerdasan buatan untuk pengumpulan informasi pengguna dan penargetan iklan, AppLovin, menjanjikan solusi untuk masalah keamanan nasional yang dikhawatirkan pemerintah AS tentang TikTok. Mereka juga mengklaim akan menciptakan lapangan kerja untuk menumbuhkan ekonomi setempat, seperti yang dilaporkan oleh Wall Street Journal.
- Zoop: Startup yang didirikan oleh Stokely, pendiri OnlyFans, telah bermitra dengan yayasan mata uang kripto untuk mengajukan tawaran untuk TikTok. Kemitraan dan minat yang tidak biasa ini telah menarik perhatian luas.
- Blackstone: Perusahaan ekuitas swasta Blackstone mempertimbangkan untuk bergabung dengan investor ByteDance non-China dalam sebuah konsorsium. Langkah ini akan memperkuat posisi Blackstone dalam transaksi potensial.
- Andreessen Horowitz: Perusahaan venture capital Andreessen Horowitz juga menunjukkan minat untuk berinvestasi di TikTok, berpotensi bergabung dengan Oracle dalam upaya akuisisi. Keterlibatan mereka akan membawa keahlian dan sumber daya keuangan yang signifikan untuk mengejar kesepakatan.
Selain daftar di atas, Perplexity, sebuah perusahaan search engine, juga telah mengajukan proposal untuk bergabung dengan TikTok. Perplexity berpendapat bahwa penggabungan dengan mereka akan meningkatkan platform, menjadikannya pusat yang lebih baik untuk kreativitas dan penemuan pengetahuan.
Persaingan untuk mengakuisisi TikTok semakin intensif menjelang tenggat waktu divestasi. Hasil dari persaingan ini akan berdampak signifikan pada lanskap media sosial dan ekonomi digital AS, menentukan siapa yang akan mengendalikan platform dengan jutaan pengguna dan pengaruh yang besar.