Arus Balik Lebaran: Kisah Pekerja Ibu Kota yang Tertunda Pulang Kampung
Arus Balik Lebaran: Kisah Pekerja Ibu Kota yang Tertunda Pulang Kampung
Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, masih menjadi saksi bisu pergerakan pemudik yang kembali ke kampung halaman, bahkan hingga H+4 Lebaran 2025. Di antara riuhnya suasana, terselip kisah para pekerja yang baru mendapatkan kesempatan untuk mudik setelah melewati hiruk pikuk pekerjaan di Ibu Kota.
Anita (27), seorang pekerja asal Jakarta, mengungkapkan bahwa dirinya baru bisa mudik ke Yogyakarta pada hari Jumat, 4 Maret 2025, karena tuntutan pekerjaan. "Baru dapat liburnya sekarang, jadi baru mudik sekarang deh," ujarnya sambil tersenyum, menyiratkan kelegaan akhirnya bisa bernapas lega dan bersiap bertemu keluarga.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang memungkinkannya mudik sebelum Lebaran, tahun ini Anita harus menyesuaikan jadwal dengan kakaknya. "Ini janjian juga sama kakak di rumah, dia juga masuk kerja masihan H-1 lebaran tuh. Jadi ya udah kita samain aja pulangnya setelah lebaran," jelasnya. Meskipun demikian, Anita tetap bersyukur bisa merayakan momen Idul Fitri bersama keluarga, meskipun sedikit terlambat. Ia bahkan mengakui bahwa bekerja saat Lebaran memberikan tambahan insentif yang lumayan.
"Beberapa udah pada balik sih besok, tapi nggak apa-apa, yang penting kan keluarga inti. Bisa kumpul bareng sama kakak, adik, orang tua, udah Alhamdulillah. Itung-itung lebaran masuk nyari tambahan juga, lumayan insentifnya," ungkap Anita dengan nada optimis.
Kisah serupa juga dialami oleh Aldi (28), seorang tenaga kesehatan (nakes) yang akan mudik ke Semarang, Jawa Tengah. Aldi mengaku sengaja memilih bekerja saat Lebaran demi mendapatkan tambahan tunjangan hari raya (THR). Meskipun merasa sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga pada hari Lebaran, Aldi tetap bersyukur atas kesempatan mudik yang akhirnya datang.
"Baru dapat libur sekarang nih," kata Aldi, sambil menghela napas. Ia menjelaskan bahwa dirinya memilih berjaga saat Lebaran karena kesulitan mendapatkan tiket jika mudik sebelum hari raya. "Pas lebarannya masuk, aku piket, kebetulan aku nakes, tapi emang milih buat jaga sih karena udah nggak dapat tiket juga kalau balik sebelum lebaran kemarin. Makanya ya udahlah, sekalian aja setelah lebaran, sekalian piket biar nambah-nambah THR," paparnya.
Aldi menambahkan, "Sedih sebenernya, momen lebaran nggak bisa bareng, tapi ya mau gimana, baru dapat libur sekarang juga, yang penting ujung-ujungnya bisa kumpul lah." Kisah Anita dan Aldi adalah representasi dari banyak pekerja di Ibu Kota yang rela menunda mudik demi profesionalitas dan kebutuhan ekonomi. Semangat untuk tetap bersilaturahmi dengan keluarga menjadi motivasi utama di balik perjalanan mereka yang tertunda.
Poin-poin penting dari cerita ini:
- Stasiun Gambir: Menjadi titik keberangkatan para pemudik yang baru bisa mudik setelah Lebaran.
- Anita: Seorang pekerja yang mudik ke Yogyakarta setelah Lebaran karena jadwal kerja.
- Aldi: Seorang tenaga kesehatan yang memilih bekerja saat Lebaran untuk mendapatkan tambahan THR.
- Motivasi Mudik Tertunda: Profesionalitas, kebutuhan ekonomi, dan keinginan untuk bersilaturahmi dengan keluarga.